Kenali Gejala Flu Burung
Dinas Kelautan dan Pertanian DKI mengimbau kepada warga Jakarta untuk mengenali gejala-gejala klinis suspect flu
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dinas Kelautan dan Pertanian DKI mengimbau kepada warga Jakarta untuk mengenali gejala-gejala klinis suspect flu burung, baik pada unggas maupun pada manusia.
Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI, Ipih Ruyani, menjelaskan gejala klinis flu burung pada unggas seperti terdapat warna ungu kebiruan pada jengger, pial, kaki dan daerah yang tidak ditumbuhi bulu. Kemudian keluar cairan dari mata dan hidung, pembengkakan di bagian muka dan kepala, pendarahan di bagian kulit, pendarahan bintik pada daerah dada, kaki, dan telepak kaki.
"Unggas juga menderita batuk dan bersin serta terdengar suara ngorok, diare, serta kematian tinggi dalam populasi," terang Ipih, Senin (9/1/2012).
Sedangkan gejala flu burung pada manusia, hampir sama dengan gejala flu biasa. Misalnya demam lebih dari 38 derajat celcius, sakit tenggorokan, batuk-pilek, sesak nafas, lemas, muntah, tidak nafsu makan, diare, nyeri otot, sakit kepala sampai dengan pendarahan.
Ipih menuturkan diduga penderita tersebut terserang virus flu burung apabila di sekitar rumahnya terdapat unggas yang sakit dan mati tanpa sebab. Atau ada riwayat kontak dengan unggas yang sakit atau mati.
Namun menurutnya, semua gejala ringan ini dalam waktu singkat dapat menjadi lebih berat disertai sesak nafas karena terjadi peradangan pada jaringan paru-paru (pneunomia) dan dapat mengakibatkan meninggalnya si penderita.
"Langkah pencegahan tertularnya flu burung yakni jangan bersentuhan dengan unggas yang tiba-tiba sakit dan mati mendadak. Jika telanjur, segera cuci tangan menggunakan sabun. Kemudian masak matang-matang unggas yang akan dikonsumsi," imbuhnya.
Ditambahkannya, telur unggas sepert telur ayam dan bebek saat akan disimpan di dalam lemari pendingin, sebaiknya dicuci dulu dengan sabun atau deterjen.