Penjual Layang-Layang Panen Pembeli di Monas
Banyaknya pengunjung Tugu Monumen Nasional (Monas), membawa berkah bagi pedagang yang berdagang di sekitar kawasan
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyaknya pengunjung Tugu Monumen Nasional (Monas), membawa berkah bagi pedagang yang berdagang di sekitar kawasan ikon yang menjadi kebanggan warga Jakarta itu. Pijar (37) satu di antara pedagang layang-layang yang menjajakan dagangannya di Monas mengaku omzet dagangan meningkat pesat.
"Peningkatannya bisa sampai 200 persen," kata Pijar saat sedang melayani pembeli, di kawasan Monas, Rabu (22/8/2012).
Bila hari biasa ia hanya dapat menjual 50 layang-layang. Maka pada hari libur Lebaran, per harinya ia dapat menjual sampai 200 layang-layang per hari. "Kalau libur Lebaran kaya gini bisa laku 200 layang-layang sehari," kata pria yang berasal dari Sumatera Utara tersebut.
Biasanya yang menjadi pelanggan Pijar adalah anak-anak yang mengunjungi Monas. Untuk harga layang-layan yang ditawarkan Pijar pun beragam.
Harganya berkisar dari Rp 3 ribu sampai Rp 25 ribu. Untuk harga Rp 3 ribu merupakan layang-layang yang paling kecil. Lalu yang sedang ukuran sedang harganya Rp 5 ribu, dan yang paling besar harganya Rp 10 ribu. Pijar juga menjual layang-layang yang terbuat dari bahan parasut yang harganya Rp 25 ribu.
"Setiap beli layang-layang sudah termasuk benang untuk menerbangkan layang-layang tersebut," ujarnya.
Setiap hari ia mulai menjajakan dagangannya pada pukul 11.00 WIB. Bila pukul 22.00 WIB tiba, ia akan kembali untuk pulang ke rumahnya yang terletak di Jakarta Timur.