Jadilah Pengamat Jujur, Bukan Penyebar Fitnah
Sharief Rachmat menyesalkan adanya komentar dari pengamat yang menyebutkan bahwa foto-foto umrah Jokowi bernuansa politik.
Editor: Gusti Sawabi
TRIBUNNEWS.COM, ARAB SAUDI - Sharief Rachmat Plt Ketua Korwil PDI Perjuangan Arab Saudi menyesalkan adanya komentar dari pengamat yang menyebutkan bahwa foto-foto umrah Jokowi yang tersebar di dunia maya bernuansa politik.
"Pada dasarnya kami bersyukur adanya saran dan kritikan yang dapat membangun ke arah
lebih baik, sekaligus bermanfaat buat rakyat. Tapi yang disayangkan apabila hasil pengamatan dan penilaian tersebut berujung ke suudzon dan fitnah," katanya.
Sharief Rachmat Plt, Ketua Korwil PDI Arab Saudi, dalam surat elektroniknya yang diterima Tribunnews.com, Sabtu (8/9/2012), mengatakan pengamat tersebut tidak mengetahui kronologi penyebaran foto ibadah umrah Jokowi dan keluarganya.
Sebelumnya, pada Jumat (07/09), Tribunnews.com memuat berita mengenai pernyataan pengamat politik Amir Hamzah tentang tersebarnya foto Ibadah umrah salah satu calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang biasa disapa Jokowi.
"Setibanya di Makkah setelah dari Madinah, saya mewakili teman- teman Korwil meminta izin untuk menyebarkan foto- foto ibadah Umrah Pak Jokowi beserta keluarga. Tetapi Pak Jokowi tidak setuju bila foto-foto tersebut disebarkan apalagi diekspos berita, karena hal itu untuk koleksi pribadi saja. Karena inisiatif, kami lancang ekspos dan pajang di jejaring sosial facebook dan twitter pribadi. Sekaligus kami sebar pula ke beberapa teman wartawan yang kita kenal. Foto tersebut menyebar luas, itu berkat bantuan teman-teman di jejaring sosial dan itu hal yang sah - sah saja. Kami dan masyarakat lainnya menyebarkan foto Jokowi karena kami simpatik dan kagum terhadap beliau. Masa nyebarkan foto umroh Pak Jokowi salah? apa harus sebarkan foto porno," jelas Sharief.
Lebih lanjut Sharief mengatakan, dasar mereka apa penyebaran foto tersebut berbau politis dan untuk menangkal isu SARA? "Sudah jelas kami tegaskan bahwa sejak awal Pak Jokowi tidak setuju, melainkan ini atas keinginan lancang dan inisiatif kami saja," katanya.
Sharief menantang Amir Hamzah untuk membuktikan pernyataannya bahwa foto -foto Ibadah Umrah Pak Jokowi serta keluarga hasil manipulasi komputer.
"Kalau tidak bisa membuktikan, sebaiknya secara satria meminta maaf. Karena kami pun yang berada di Arab Saudi bisa membuktikan bahwa pernyaataan Amir Hamzah tersebut suatu kebohongan. Banyak masyarakat Indonesia di Arab Saudi yang bisa dijadikan saksi, dan banyak kader -kader PDI Perjuangan, Nahdlatul Ulama, GP Ansor, Gusdurian di Arab Saudi bisa dijadikan saksi," jelsnya.
Perlu diketahui pula, katanya, apabila Jokowi berniat saat itu untuk menangkal isu SARA dan politis, tentu saat di Arab Saudi beliau akan melakukan temu akbar dengan masyarakat Indonesia dan tokoh-tokoh Agama di Arab Saudi. "Tetapi kenyataannya beliau tidak melakukan, padahal undangan yang disampaikan
sangat banyak sekali. Beliau tidak merespon karena tidak mau memanfaatkan Ibadahnya, beliau jauh-jauh datang berniat tulus untuk beribadah. Dan kami pun bisa memaklumi serta tidak kecewa," ujarnya.
Sharief pun menyarankan kepada pengamat tersebut untuk istigfar dan jangan takabur. "Keimanan Islam seseorang hanya Allah SWT yang mengetahui, hebat sekali manusia bisa mengukur keimanan manusia. Sebaiknya jadilah pengamat yang jujur dan membangun, bukan sudzon serta penyebar fitnah," kata Sharief. (*)