Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yang Jual Bingung, Apalagi yang Beli

Usai mogok berjualan selama tiga hari, hari ini sejumlah pedagang daging di pasar-pasar tradisional, kembali melakukan aktivitasnya.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Yang Jual Bingung, Apalagi yang Beli
BANGKA POS/ABRIANSYAH LIBERTO
Yusman, penjual daging sedang membungkus daging yang dipesan oleh konsumen di Pasar Pembangunan, Pangkalpinang, Bangka Belitung, Senin (19/11/2012). Kenaikan harga daging sapi ini membuat dagangan Yusman sepi pembeli. Konsumen enggan membeli daging sapi lantaran harga daging sapi yang melonjak tinggi. BANGKA POS/ABRIANSYAH LIBERTO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usai mogok berjualan selama tiga hari, hari ini sejumlah pedagang daging di pasar-pasar tradisional, kembali melakukan aktivitasnya. Namun sayang harga daging yang sangat mahal, yakni Rp 90 ribu per kilogram, membuat sang pembeli menurun drastis. Kini para pedagang hanya berharap pemerintah segera mengambil sikap agar kelangkaan daging ini tidak terus menerus terjadi dan harganya dapat dikendalikan.

Entong (55), salah seorang pedagang daging di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, mengatakan, mulai hari ini seluruh pedagang daging sudah berjualan seperti biasanya. Hanya saja, karena harganya masih sangat tinggi maka pedagang mengurangi jumlahnya.

“Hari ini pedagang sih sudah pada jualan semua. Sayangnya harga daging juga masih sangat mahal, jadi pembelinya sepi. Kita sebagai pedagang saja bingung menjualnya, apalagi konsumennya, tambah bingung dan keberatan karena harganya mahal gak ketulungan,” kata Entong.

Ketua DPD Komite Daging Sapi Indonesia DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengungkapkan, satu-satunya cara untuk menekan harga daging agar tidak terus melambung tinggi ialah, pihak pemerintah pusat harus memastikan bahwa stok aman.

“Selama ini Jakarta sangat bergantung pada daerah maupun pemerintah pusat, baik dalam kebutuhan daging lokal maupun impor,” kata Sarman saat dihubungi.

Menurut Sarman, tingginya harga daging sapi ini menunjukkan bahwa stok di DKI belum aman. Jika tak segera dicarikan solusinya dikhawatirkan pedagang akan mogok kembali. Jika demikian maka yang akan merasakan kerugian terbesar adalah para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas