Yang Jual Bingung, Apalagi yang Beli
Usai mogok berjualan selama tiga hari, hari ini sejumlah pedagang daging di pasar-pasar tradisional, kembali melakukan aktivitasnya.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usai mogok berjualan selama tiga hari, hari ini sejumlah pedagang daging di pasar-pasar tradisional, kembali melakukan aktivitasnya. Namun sayang harga daging yang sangat mahal, yakni Rp 90 ribu per kilogram, membuat sang pembeli menurun drastis. Kini para pedagang hanya berharap pemerintah segera mengambil sikap agar kelangkaan daging ini tidak terus menerus terjadi dan harganya dapat dikendalikan.
Entong (55), salah seorang pedagang daging di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, mengatakan, mulai hari ini seluruh pedagang daging sudah berjualan seperti biasanya. Hanya saja, karena harganya masih sangat tinggi maka pedagang mengurangi jumlahnya.
“Hari ini pedagang sih sudah pada jualan semua. Sayangnya harga daging juga masih sangat mahal, jadi pembelinya sepi. Kita sebagai pedagang saja bingung menjualnya, apalagi konsumennya, tambah bingung dan keberatan karena harganya mahal gak ketulungan,” kata Entong.
Ketua DPD Komite Daging Sapi Indonesia DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengungkapkan, satu-satunya cara untuk menekan harga daging agar tidak terus melambung tinggi ialah, pihak pemerintah pusat harus memastikan bahwa stok aman.
“Selama ini Jakarta sangat bergantung pada daerah maupun pemerintah pusat, baik dalam kebutuhan daging lokal maupun impor,” kata Sarman saat dihubungi.
Menurut Sarman, tingginya harga daging sapi ini menunjukkan bahwa stok di DKI belum aman. Jika tak segera dicarikan solusinya dikhawatirkan pedagang akan mogok kembali. Jika demikian maka yang akan merasakan kerugian terbesar adalah para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).