Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sopir Luxio Korban Rasyid Rajasa: Itu Semua Takdir Tuhan

Frans, sopir mobil Daihatsu Luxio yang ditrabrak mobil milik M Rasyid Rajasa, menganggap kejadian tersebut sebagai takdir Tuhan.

Editor: Domu D. Ambarita
zoom-in Sopir Luxio Korban Rasyid Rajasa: Itu Semua Takdir Tuhan
Dokumentasi
ILUSTRASI Tiga penyemudi yang menewaskan warga di Jakarta: Rasyid Rajasa, Afriyani dan Novie Amelia. 

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR- Frans Jonar Sirait (37) menerima lapang dada menghadapi kenyataan hidupnya. Ia tidak mempersoalkan kasus kecelakaan di ruas jalan tol Jagorawi pada 1 Januari lalu. Korban sekaligus sopir mobil Daihatsu Luxio yang ditrabrak mobil milik M Rasyid Amirulloh Rajasa, putra Menko Perekonomian, menganggap kejadian tersebut sebagai takdir Tuhan.

Frans menuturkan, saat hari naas itu, pagi, sekitar pukul 05.45 WIB, kendaraan yang ia kemudikan tiba-tiba ditabrak dari belakang. Belakangan diketahui, penabraknya yang mengendarai mobil BMW X5 jenis jeep adalah M Rasyid Amirulloh, anak Hatta Rajasa.

"Ini semua takdir Tuhan, dan saya sudah menyerahkan semua pada hukum yang berlaku," kata Frans saat ditemui Tribunnews.com di kawasan Bogor, Jawa Barat, Kamis (14/02/2013).

Hingga sebulan lebih berlalu, Rasyid, sopir mobil mewah yang menewaskan dua orang itu, tidak ditahan polisi. Belakangan, publik Jakarta mengecam polisi karena tidak menahan Rasyid. Kepolisian dianggap tidak adil, menerapkan hukum secara tebang pilih.

Sebab dalam kasus serupa, Jamal, pengemudi angkot U-10 ditahan di Satlantas Jakarta Barat. Ia dianggap bersalah dalam kasus tewasnya Annisa Azwar (20), mahasiswi Universitas Indonesia gara-gara melompat dari angkot yang dikemudikannya, Rabu 6 Februari 2013.

Padahal malam itu, Annisa Azward, mahasiswi ilmu keperawatan UI itu, melompat dari Angkutan Kota yang ditumpanginya di Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat. Annisa sendirian di dalam angkot, merasa takut dan khawatir menjadi korban tindak pidana, karena Jamal mengemudikan angkot dengan kencang. Annisa melompat, dan terluka, dan beberapa hari kemudian tewas.

Seperti diberitakan, bertepatan dengan Tahun Baru, 1 Januari 2013, Rasyid baru saja mengantarkan pulang kekasihnya, Prilla Kinanti Irawan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Pada Malam Tahun Baru, mereka usai merayakan malam pergantian Tahun Baru di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Berita Rekomendasi

Sepulang dari Tebet, dia bermaksud kembali ke kediaman orangtua, Hatta Rajasa di Fatmawati Golf Mansion, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Rasyid melintasi tol Jagorawi. Sekitar pukul 05.45 WIB di ruas jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi Km 3 +500, sangat lengang, Rasyid melaju dalam kecepatan tinggi.

Mobil buatan Jerman yang ia kemudikan tak terkendali, lalu menabrak mobil Frans dari belakang. Saat kejadian, mobil itu diperkirakan angkut 13 penumpang. Rangga, warga Bogor, yang melintas saat kejadian mengemudikan mobil Toyota Avanza, tepat di belakang mobil BMW X5 yang dikemudikan Rasyid.
Menurut Rangga, ia memacu kecepatan rata-rata 140 kilometer per jam. Sedangkan Rasyid melaju lebih kencang di di lajur 3, lajur kedua dari kanan, dari arah Jakarta menuju Bogor.

Akibat ditabrak mobil Rasyid, pintu belakang mobil pun terbuka, sejumlah penumpang pun berjatuhan. Seorang penumpang pribadi Harun (57), dan seorang balita berumur 14 bulan, bernama Muhamad Raihan tewas. Enung (31), ibunda Raihan, dan seorang penumpang lainnya, Supriyati (30), sempat dirawat di rumah sakit karena luka-luka.

Polisi menyebutkan Frans adalah sopir angkot gelap yang beroperasi tanpa izin trayek resmi. Saat kejadian, dia mengangkut penumpang dari Cawang, Jakarta Timur menuju Ciawi, Bogor.

Orang-orang yang berada di dalam mobil Frans diketahui adalah penumpang yang hendak bepergian ke Bogor. Namun Frans menyangkal, ia mengaku profesinya adalah pengusaha rental mobil.


Menurutnya pada 1 Januari lalu tidak banyak angkutan resmi yang beroperasi sehingga banyak penumpang yang terlantar di Cawang, alhasil ia yang kebetulan lewat pun berinisiatif mengangkut mereka ke Bogor. Frans mengatakan kecelakaan tersebut bisa terhindar jika pemerintah menyediakan sarana angkutan yang memadai.

Dalam tayangan di televisi, ia melihat anggota DPR mengkritik kecelakaan tersebut, bahkan menyinggung mobilnya yang dianggap tidak layak. Atas hal itu Frans mengaku geram.

"Saya mengkritik anggota DPR, pemerintah yang berkomentar terhadap kasus ini, kalau saja mereka berpihak pada rakyat dan mau menyediakan sarana angkutan yang memadai, hal ini mungkin tidak akan terjadi," ucapnya. (Tribunnews.com/Nurmulia Rekso Purnomo)

Berita Terkait: Anak Menteri Kecelakaan



Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas