Ki Kusumo: Jika Bahas Masalah Santet tak Perlu ke Luar Negeri
Paranormal kondang Ki Kusumo mengaku tak setuju dengan rencana kunjungan Kerja Komisi III DPR RI ke empat Negara besar di Eropa.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Paranormal kondang Ki Kusumo mengaku tak setuju dengan rencana kunjungan Kerja Komisi III DPR RI ke empat Negara besar di Eropa. Kunjungan tersebut memang dimaksudkan untuk membahas revisi KUHP dan KUHAP menyangkut praktik santet.
Ki Kusumo yang juga Ketua Umum Komando Pejuang Merah Putih (KPMP) ini menilai, kunjungan wakil rakyat ke luar negeri hanya untuk pelesir dan menghamburkan uang rakyat.
“Namanya konyol itu, disaat harga bahan kebutuhan hidup, seperti bawang dan daging melambung, rakyat menderita, koq malah pelesir ke luar negeri dengan dalih membahas KUHP,” ungkap Ki Kusumo.
Ki Kusumo yang merupakan seorang produser “Jangan Menangis Sinar” ini menambahkan, jika ingin membahas pasal Santet tak perlu jauh-jauh ke luar negeri.
“Alasan kunjungan kerja tidak masuk akal. Orang luar negeri aja belajar ilmu gaib ke Indonesia. Ini kok orang Indonesia mau studi banding kesana,” selorohnya.
Ki Kusumo mencontohkan, dari sejarah Candi Sewu atau Candi Prambanan yang dibuat hanya satu malam oleh Bandung Bondowoso sudah cukup membuktikan bahwa Indonesia lebih punya nilai dari sisi mistis ketimbang ke empat negara yang bakal dikunjungi.
Apalagi, Bintang Drakula Cinta ini juga mempertanyakan kemampuan para anggota dewan yang akan membahas RUU Santet disana.
“Kalau niat mau studi banding, kuasai dulu materinya. Jika tidak paham, mau ngapain kesana. Jangan selalu menyakiti rakyat, nanti kualat,” tambah Ki Kusumo.
Seperti diketahui, Komisi III DPR akan melakukan kunjungan kerja ke empat negara, yaitu Rusia, Prancis, Inggris dan Belanda. Menurut Anggota Komisi III, Dimyati Natakusumah, kunjungan difokuskan pada penggalian informasi terkait pasal yang menyangkut praktik santet.