Sistim Sumur Resapan Didik Masyarakat Cegah Banjir
Sistim ini relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan teknologi deep tunnel atau gorong-gorong raksasa
Laporan Wartakotalive.com, Syahrul Munir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ahli Hidrologi Lingkungan Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong, Bogor M Fakhrudin mengatakan pengendalian banjir di Jakarta ini sebaiknya dilakukan dengan sistim pembuatan sumur resapan.
Sistim ini relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan teknologi deep tunnel atau gorong-gorong raksasa yang sempat diwacanakan pemerintah provinsi DKI Jakarta.
"Secara biaya jelas lebih murah sumur resapan dibanding deep tunnel. Tapi saya nggak tahu hitung-hitungannya," ujar M Fakhrudin ditemui di kantor LIPI Selasa(26/3/2013) kemarin.
Fakhrudin mengatakan selain lebih murah sumur resapan ini mendidik masyarakat untuk bertanggungjawab terhadap lingkungan. Sehingga setiap masyarakat disarankan membuat sumur resapan.
"Secara pendidikan ke masyarakat jauh lebih bagus. Semua bertanggungjawab terhadap banjir," ujarnya.
Ia mencontohkan sumur resapan yang dibuat di halaman rumahnya dengan kedalaman 1,8 meter. Setiap ketebalan tanah 30 sentimeter ditutup beton yang dilengkapi dengan lubang-lubang untuk jalur air.
Kemudian beton itu ditimbun tahan begitu seterusnya. Dengan lebar sumur resapan 80 sentimeter dan panjang sekitar 1,5 meter hanya menghabiskan biaya Rp 200.000.
"Kalau hujan itu nggak ada lagi air di permukaan. Semuanya terserap ke dalam sumur resapan," ujarnya.