Orang Tua Korban Peluru Nyasar Mengadu ke Komnas PA
Muhammad Istiadi (38) bersama istrinya Endang Susanti (33), mengadu ke Komisi Nasional Perlindungan Anak
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhammad Istiadi (38) bersama istrinya Endang Susanti (33), mengadu ke Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) untuk melaporkan anaknya SR (14) yang menjadi korban peluru nyasar di SPBU Jalan Cideng Timur pada Minggu (10/3/2013) lalu.
Menurut Istiadi kedatangannya kali ini untuk meminta bantuan kepada Komnas PA, pasalnya sudah satu setengah bulan berjalan, siapa pelaku penembakan dan siap orang yan akan bertanggungjawab masih belum jelas. "Sudah satu setengah bulan tidak ada perkembangan apapun kepolisian," kata Isitiadi di Kantor Komnas PA, Jalan TB Simatupang, Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (3/5/2013).
Menurutnya, ia kecewa dengan penyelidikan yang sedang dilakukan Polsek Metro Gambir Jakarta Pusat, dimana tempat orang tua melapor kejadian tersebut. Dikatakan ayah dua anak tersebut, pihak keluarga mendesak polisi untuk mengungkap secepatnya kasus tersebut.
Apalagi menurutnya diduga proyektil tersebut berasal dari anggota polisi yang saat itu sedang menertibkan balap liar di sekita SPBU. "Kami disuruh menunggu dan dijanjikan proses penyelidikan proyektil tersebut akan berjalan 2-3 minggu setelah kejadian. Tapi sampai sekarang mana? Saksi saja belum diperiksa, bagaimana bisa terungkap," katanya.
Sementara itu Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait menilai, penembak yang yang diduga oknum polisi tersebut bertugas di Polsek Gambir. Pasalnya, tanggal 14 maret orangtua SR melapor ke polisi, Kapolsek Gambir AKBP Tatan Dirsan menyerahkan sejumlah uang kepada orang tua.
"Kapolsek memberikan uang Rp 4.450 ribu, dikaretin. Katanya untuk uang beli make up. Orang tua tidak curiga. Kalau saya yang dikasih tentu saya akan bertanya. Sejak kapan dan ada apa polisi memberikan uang?" Kata Arist.
Menurutnya, Komnas PA akan terus mengawal kasus ini dan meminta pertanggungjawaban secara profesional, bukan hanya perkembangan penyelidikan. Arist juga menyatakan, pihaknya akan meminta klarifikasi dari Polsek Gambir, dan meminta untuk kasusnya segera dilimpahkan ke Polres Jakarta Pusat.
"Kami akan melakukan klarifikasi dulu sejauh mana soal kode etik dan SOP polisi. ini kan anak-anak, kecuali trek-trekannya mengancam petugas yang sedang bertugas. Dua kali dikasih perkembangan isinya hanya hambatan polisi. Saksinya kek diperiksa, orang SPBUnya," lanjutnya.
Seperti telah diberitakan, SR (14), siswi SMP di Kebayoran Lama Jakarta Selatan, menjadi korban peluru yang nyasar di SPBU Jalan Cideng Timur, Minggu (10/3) pukul 02:00 WIB. Peluru tersebut diduga berasal dari orang yang diduga anggota polisi yang menertibkan remaja balap liar di kawasan tersebut.
SR, yang baru pulang dari perayaan ulang tahun temannya salah satu Restoran di Cideng, Jakarta Pusat, dibonceng temannya menggunakan sepeda motor merasa kesakitan setelah peluru bersarang di kaki kirinya.