Mahasiswa Serukan Indonesia Mandiri Tanpa Subsidi
Ratusan mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam BEM se-Jakarta dan Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Peduli Energi Nasional berunjuk rasa
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Gusti Sawabi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam BEM se-Jakarta dan Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Peduli Energi Nasional berunjuk rasa di tengah acara car free day, Patung Kuda Indosat, Jakarta Pusat, Minggu (16/6/2013).
Para pengunjuk rasa menyerukan "Indonesia Mandiri Tanpa Sibsidi" Unjuk rasa Mahasiswa tersebut sontak menjadi pusat perhatian warga. Mereka membentangkan beberapa spanduk dan poster bertuliskan 'Berdikarilah Bangsaku, Mandiri Tanpa Subsidi, Indonesiaku Tanah Air Mandiri Tanpa Subsidi dan NKRI Mandiri Tanpa Subsidi'.
Mereka menilai, sebagian kalangan menganggap saat ini kebijakan subsidi BBM adalah sebuah kesalahan dan harus dihentikan. Subsidi BBM dinilai sebagai suatu pemborosan dan memberatkan APBN.
"Kondisi ini sebetulnya sudah menggejala sejak lama, namun pemerintah tidak berani menghentikan subsidi BBM karena dinilai sebagai kebijakan yang tidak populis," kata koordinator aksi Abdul Wahid, Minggu (16/6/2013).
Alasan kedua, kata Wahid, untuk menghentikan subsidi BBM, bahwa kebijakan subsidi BBM dinilai tidak tepat sasaran. Selama ini, sekitar 70 persen subsidi BBM hanya dinikmati orang kaya.
"Anggaran untuk pendanaan subsidi BBM dinilai akan lebih tepat sasaran jika dialihkan untuk program-program pembangunan yang menyentuh rakyat miskin," ujarnya..
Llebij lanjut ia menyatakan alasan ketiga adalah harga BBM di Indonesia saat ini sudah terlalu murah. Apabila dibandingkan dengan negara tetangga, BBM Indonesia terlalu murah, sehingga berpotensi untuk terjadi penyelundupan dan segala bentuk kecurangan lebih besar. Di sisi lain terdapat kalangan yang mendukung kebijakan subsidi BBM agar terus berlanjut.
"Alasannya adalah bahwa banyak rakyat kelas menengah ke bawah yang sangat membutuhkan subsidi BBM, seperti golongan nelayan dan usaha kecil lainnya," ujarnya.
Alasan keempat, kata Wahid adalah dikhawatirkannya efek domino yang terjadi apabila subsidi BBM dicabut. Kenaikan harga BBM akan diikuti dengan kenaikan harga bahan pokok. Bagaimanapun, subsidi BBM harus dilihat dari dua sisi.
"Bangsa ini harus segera membuka mata dan menjadi bangsa mandiri, bangsa ini tidak bisa terus membebani negara ini dengan subsidi. Maka karena hal itu kami menyampaikan seruan kepada seluruh rakyat Indonesia agar kita berani menjadi bangsa yang mandiri tanda subsidi BBM," imbuhnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.