Merasa Tarif Belum Dinaikkan, Sopir Angkot Kampung Melayu Protes
Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur, hari ini melakukan sosialisasi kenaikan tarif angkutan umum di terminal Kampung
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur, hari ini melakukan sosialisasi kenaikan tarif angkutan umum di terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Jumat (12/7/2013).
Saat melakukan sosialiasi puluhan sopir mikrolet yang biasa mangkal, melakukan aksi memprotes penetapan tarif baru yang telah diputuskan oleh Pemprov DKI Jakarta.
Salah satu sopir Mikrolet M01 Daulad Hutagaol (42), membawa rekan-rekannya untuk menolak penempelan tarif yang dilakukan petugas Suku Dinas Perhubungan Jakarta Timur. Menurut pria yang sudah puluhan tahun menjadi sopir angkot, kenaikan tarif ini sangat tidak adil bagi mereka.
"Di pengumumannya, untuk mikrolet dari Rp 2.500 menjadi Rp 3.000. Padahal dari 2008, tarif kami memang sudah Rp 3.000," kata Daulat sambil mengajak rekan-rekannya menolak penempelan tarif baru oleh petugas Sudinhub.
Daulat menyatakan, penetapan tarif yang baru juga dirasa tak adil. Kenaikan tarif sebesar Rp 500 tidak sepadan dengan kenaikan premium sebesar Rp 2.000. Apalagi, jika hal itu dibandingkan dengan kenaikan tarif sebesar Rp 1.000 yang ditetapkan untuk angkutan metromini.
Sopir Mikrolet lainnya, Jhon Sinaga (35) mengatakan, kenaikan tarif yang layak untuk angkutan Mikrolet adalah sebesar Rp 4.000 ribu rupiah. Hal ini disesuaikan dengan kenaikan premium sebesar Rp 2.000.
"Masa Metromini yang pakai solar naik Rp 1.000, kami yang pakai premium hanya Rp 500, nggak adil ini namanya. Sedangkan solar hanya naik 1000 rupiah," kata Jhon.
Sementara itu Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta, Mirza Aryadi mengatakan, dirinya belum mengetahui masalah tarif yang berlaku hari ini memiliki kesalahan. Menurutnya jika para sopir angkot ingin melakukan protes, ia meminta langsung ke Dinas Perhubungan secara langsung.
"Kami hari ini hanya bersosialisasi, kami tidak tahu kalau memang tarif ini salah atau tidak. Cuma kalau memang meraka mau protes langsung ke Dishubnya saja," kata Mirza.