Tanah Abang Semrawut Karena Ulah Preman
kesemrawutan di Tanah Abang bukan hanya karena adanya pedagang kaki lima yang berjualan di bahu jalan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Anggota DPD Dapil DKI Jakarta, Rommy mengatakan kesemrawutan di Tanah Abang bukan hanya karena adanya pedagang kaki lima yang berjualan di bahu jalan, melainkan adanya parkir liar yang dibekingi preman.
"Setiap blok bisa 4 sampai 5 penjaga parkir. Nah,ini lah yang menjadi kerjaan yang agak repot untuk pak Jokowi-Ahok. Asal ditindak tegas dan berkelanjutan tata kelola relokasi,saya yakin kebijakan ini akan berbuah manis untuk semua pihak," kata Rommy dalam pernyataannya kepada Tribunnews, Kamis(26/7/2013) malam.
Selain itu, kata Rommy yang membuat macet dan semrawut juga adalah jalur menuju Tanah Abang dan juga pintu masuk keluar parkir yang terbatas, sehingga arus masuk keluar banyak kendaraan membuat kemacetan. Jika rute lalu lintas yang telah digagas pak Jokowi serta pintu masuk keluar yang tidak hanya terpusat pada satu titik, Rommy asumsikan kemacetan bisa teratasi.
Dengan banyaknya jalur trayek ke arah Tanah Abang dan juga alternatif masuk keluar ke gedung parkir, maka diharapkan kendaraan tidak berjejal di area ini.
"Lalu yang paling penting adalah penataan angkot yang selalu ngetem di dekat gedung-gedung sepanjang blok yang menyebabkan sesaknya jalan yang memang sudah sempit. Jika tata kelola dilakukan secara komprehensif, maka kebijakan relokasi ini mestinya membuat tanah abang sebagai pusat wisata belanja yang akan makin diminati pengunjung," ujar Rommy.
Lebih jauh Rommy menjelaskan, rencana relokasi PKL (pedagang kaki lima) di Tanah Abang memang bermuatan positif untuk menciptakan kenyamanan bagi pembeli agar terhindar dari kemacetan. Selain itu juga berniatan agar para PKL lebih tertata dan tetap bisa mencari nafkah.
"Akan tetapi memang agak sulit karena dimana-mana usaha untuk memindahkan orang yang berjualan turun temurun di sebuah lokasi pastinya akan berdampak pada omzet pedagang,"ujarnya.