Pedagang Loak Pesimistis Tempati Blok G Tanah Abang
Njay yang sudah 25 tahun berdagang barang loak menuturkan, masih bingung dan belum bisa memastikan akan berdagang di mana.
Laporan Wartawan Warta Kota, Banu Adikara
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasca-penggusuran, pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Museum Tekstil, Jalan Aipda KS Tubun, Kelurahan Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat, bingung harus melakukan apa.
Mereka merasa pesimistis bisa berdagang di Blok G Pasar Tanah Abang.
"Relokasi di Blok G Tanah Abang kan buat pedagang-pedagang yang modalnya gede. Nah, kalau cuma pedagang loak kayak saya dan yang lain gini, mana bisa masuk sana," kata Njay (45), pedagang barang loak di depan Museum Tekstil.
Njay yang sudah 25 tahun berdagang barang loak menuturkan, masih bingung dan belum bisa memastikan akan berdagang di mana. Ia malah berpikir untuk mencari pekerjaan lain.
"Penghasilan saya sehari cuma Rp 50 ribu. Paling jadi tukang ojek aja lah, buat nutup uang makan dan kontrakan rumah," ungkap ayah dua anak.
Pedagang barang loak lainnya, Oon (37), juga hanya bisa pasrah dengan penertiban tersebut.
"Ya sudahlah, apa boleh buat. Saya sih enggak masalah ditertibkan, asal pemerintah perhatikan nasib kami ke depannya gimana," ujarnya.
Sama seperti Njay, Oon juga hanya memeroleh omzet sebesar Rp 50 ribu sehari.
"Enggak tahu deh bisa masuk Blok G Tanah Abang atau tidak. Paling sambil nyari-nyari tempat lain lagi untuk jualan," tuturnya. (*)