Kakek Rastiman Meninggal karena BLSM-nya Diambil Orang
arapan Rastiman (72) untuk membawa pulang uang dari bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) tak terwujud.
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com — Harapan Rastiman (72) untuk membawa pulang uang dari bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) tak terwujud. Jatah warga Jalan Kali Baru Barat 2A RT 001 RW 001 Nomor 61, Kelurahan Kali Baru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, ini ternyata telah diambil orang. Rastiman pun shock hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir.
"Rencananya uang tersebut mau digunakan untuk mengenang 40 hari istrinya," ujar anak angkat Rastiman, Sumiyati (29), di Taman Pemakaman Umum (TPU) Budhidarma, Jakarta Utara, Kamis (6/9/2013).
Sumiyati menuturkan, acara 40 hari istri Rastiman sebenarnya telah dilakukan pada Selasa (5/9/2013) sore dengan menggunakan uangnya. Namun, ayah angkatnya tersebut merasa penasaran dengan uang BLSM yang kabarnya bakal diterimanya. "Abah penasaran banget sama uangnya, pengin nambahin-lah buat acara 40 hari istrinya itu. Abah sayang banget sama ibu," ujar Sumiyati.
Awalnya, Rastiman menyuruh keponakannya, Jailani (34), untuk mengambil jatah BLSM itu. Namun, karena pengambilan uang itu tak bisa diwakilkan, Rastiman pun bertekad mengambilnya sendiri, dengan ditemani Jailani.
"Tapi, pas selesai antre, uangnya tak ada. Kata petugas kelurahan, sudah ada yang ambil hari Selasa. Petugas kemudian menyuruh kami ke kantor pos pusat Jakarta Utara di Ampera, Tanjung Priok," ujar Jailani.
Setelah mendengar penjelasan petugas, Rastiman langsung memintanya mengantar ke Ampera. Sialnya, penjelasan serupa juga mereka dapatkan. Uang BLSM Rastiman sudah ada yang ambil. "Karena jawaban yang didapat sama dengan sebelumnya, akhirnya kami pulang," tambah Jailani.
Rastiman terlihat kesal dan kecewa. Dalam perjalanan pulang, Rastiman terlihat limbung. "Abah sempat hampir mau jatuh gitu, jadinya saya panggil becak aja," ucap Jailani.
Di atas becak, pria itu tak sadarkan diri dan mengembuskan napas terakhirnya sebelum mencapai rumah. "Waktu di becak, sempat saya kasih minum," ujar Jailani.
Rastiman sudah 44 tahun menetap di Jakarta sebagai nelayan. Namun, sejak 15 tahun belakangan ini, ia sudah berhenti karena kondisi fisiknya yang tidak memungkinkan. Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, ia dibantu oleh saudara dan Sumiyati.
Di rumah berukuran 2 x 3 meter, Rastiman tinggal seorang diri setelah istrinya yang menemaninya selama 30 tahun meninggal dunia pada pertengahan bulan puasa kemarin karena penyakit lever.
Karena terbatasnya ruangan rumah Rastiman, jenazah akhirnya disemayamkan di rumah keponakannya, Saniaan, yang tidak jauh dari rumahnya. Rastiman dimakamkan di TPU Budhidarma, Semper Timur, Jakarta Utara.
Saat ini, Polsek Cilincing sedang menyelidiki siapa yang mengambil jatah BLSM milik Rastiman. Namun, pihak keluarga sudah mengikhlaskan hal tersebut.