Ribuan Bus Datang, SPBG Justru Belum Siap
Jokowi menjelaskan ketimpangan antara bus sedang dan TransJakarta yang akan hadir dalam jumlah ribuan, sementara SPBG yang ada tidak mencukupi.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nicolas Timothy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjelaskan persoalan mengenai ketimpangan antara bus sedang dan TransJakarta yang akan hadir dalam jumlah ribuan, sementara Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) yang ada tidak mencukupi.
"Ya kurang dong. Bayangkan Desember datang 400 dan 450. Sudah 850 lho itu. Setelah itu datang lagi 3 ribu plus seribu. Belum Bajajnya bisa 3 ribu 4 ribuan," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi, Senin (28/10/2013) malam.
Jokowi saat mengambil keputusan membeli ribuan transportasi massal berbahan bakar gas ini lantaran dari pihak Perusahaan Gas Negara serta Pertamina sudah siap memasok gas. Namun belakangan terjadi persoalan ketika swasta enggan bekerja sama untuk membangun SPBG.
"Masalah angka 3.100 tadi saya tidak tahu itu kewenangan siapa. Kalau itu diubah jadi 4 ribuan mungkin swasta masuk semuanya. Yang cepat memang swasta. Tapi problemnya kalau tidak profitable, siapa yang masuk dan ngelirik," tutur Jokowi.
Mantan Walikota Solo ini menjelaskan karena itu pihaknya akan memaksakan menggunakan Mobile Refueling Unit (MRU) atau pengisian Bahan Bakar Gas bergerak yang sudah tersedia.
"Ya oleh sebab itu kami pakai MRU dulu. Cukup? Cukup-cukupkan," kata Jokowi.