Tersangka Pembobol BSM Bertambah Dua Orang
Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri kembali menangkap kembali dua orang tersangka pembobol BSM Bogor.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri kembali menangkap kembali dua orang tersangka pembobol Bank Syariah Mandiri (BSM) Bogor.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Brigjen Pol Arief Sulistyanto mengatakan dua tersangka baru tersebut adalah Henhen Gunawan dan Rizki Ardiansyah yang sama-sama mengajukan kredit fiktif.
"Kemarin Minggu (3/11/2013) secara berturut-turut kita melakukan penangkapan terhadap dua orang tersangka lagi," kata Arief di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (4/11/2013).
Dikatakannya Henhen Gunawan merupakan seorang pengusaha ditangkap d kediamannya di Jalan Hasyim Ashari No 59 Ciledug, Tangerang, Banten.
"Yang bersangkutan mengajukan kredit dengan menggunakan KTP karyawannya secara bertahap sehingga dapat Rp 12,24 miliar," ujarnya.
Tersangka lainnya Rizki Ardiansyah yang merupakan seorang dokter. Ia ditangkap Minggu (3/11/2013) sekitar pukul 07.00 WIB di rumahnya yang terletak di Parung, Bogor, Jawa Barat.
"Ia mengajukan pembiayaan dengan KTP tetangganya yang dipinjam, kemudian setelah dipinjam dikembalikan KTP-nya dengan (imbalan) memperbaiki gentengnya yang bocor, jadi ada yang seperti itu," ungkapnya.
Dengan ditangkapnya Henhen dan Rizki, saat ini kepolisian sudah menetapkan enam tersangka dalam kasus tersebut. Sebelumnya polisi sudah menetapkan empat tersangka dalam kasus tersebut masing-masing Kepala Cabang Utama Bank Syariah Mandiri Bogor M Agustinus Masrie, Kepala Cabang Pembantu Bank Syariah Mandiri Bogor Chaerulli Hermawan, Accaounting Officer Bank Syariah Mandiri Bogor John Lopulisa, dan seorang debitur Iyan Permana.
Enam tersangka tersebut dijerat dengan pasal 63 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah serta pasal 3 dan pasal 5 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).