Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Massa FPI dan HTI Demo di Kedubes Australia

Hari ini, Jumat (22/11/2013) ratusan orang dari FPI dan HTI melakukan aksi unjuk rasa di depan Kedubes Australia

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Massa FPI dan HTI Demo di Kedubes Australia
Henry Lopulalan
Ratusan orang dari Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil Peduli Hankam yang merupakan gabungan dari berbagai ormas melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Australia, di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2013). Mereka memprotes penyadapan yang dilakukan Australia terhadap pejabat-pejabat Indonesia dengan melakukan orasi dan membakar bendera Australia serta bendera Amerika Serikat. Warta Kota/Henry Lopulalan 

 Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Hari ini, Jumat (22/11/2013) ratusan orang dari FPI dan HTI melakukan aksi unjuk rasa di depan Kedubes Australia, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.

Informasi yang dihimpun Tribunnews.com, beberapa elemen yang melakukan aksi unras tersebut yakni :

1. Aksi demo di Kedubes Australia, sebanyak 250  orang dari Markas Besar Komando Pejuang Merah Putih.

2. Aksi demo di depan Kedubes AS dan Kedubes Australia, sebanyak 500 orang dari Front Pembela Islam (FPI), pukul 13.00 wib.

3. Aksi demo di depan Kedubes Australia, sebanyak 300 orang dari DPP Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), pukul 13.00 wib.

Untuk diketahui, isu penyadapan telepon genggam Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan ibu negara Ani Yudhoyono serta sejumlah pejabat negara lainnya menuai protes warga Indonesia. Aksi protes dilakukan dengan berbagai cara mulai, seperti aksi demo.

Informasi soal penyadapan terhadap Indonesia oleh intelijen Australia ini muncuat setelah media AFP melansir dokumen rahasia yang dibocorkan oleh pembocor Amerika Serikat, Edward Snowden. Dokumen tersebut menyebutkan bahwa Presiden SBY dan sembilan orang yang masuk dalam lingkaran dalamnya menjadi target penyadapan Australia. 

Lebih lanjut, dokumen itu dengan jelas menyebutkan bahwa badan intelijen elektronik Australia, atau yang juga disebut Direktorat Sandi Pertahanan telah menyadap aktivitas telepon genggam presiden SBY selama 15 hari pada Agustus 2009 lalu. Saat itu, Australia masih dipimpin oleh Perdana Menteri Kevin Rudd.

BERITA TERKAIT

Daftar target penyadapan Australia itu menyebut nama-nama pejabat tinggi ternama Indonesia. Mulai dari Wakil Presiden Boediono, kemudian mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, juru bicara Kementerian Luar Negeri, Menko Polhukam dan juga Mensesneg.

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas