Korban Banjir Bekasi Bertahan di Kandang Kambing
Padahal, sudah tiga hari banjir melanda kawasan tersebut
Penulis: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tidak nampak raut muka kesedihan dari Nayani (36 tahun) warga Desa Legasari, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi. Padahal, sudah tiga hari banjir melanda kawasan tersebut.
Nayani tidak sendirian, warga di empat desa di Kecamatan Cabangbungin juga menjadi korban banjir. Banjir yang tak juga surut ini akibat jebolnya tanggul Sungai Citarum, Minggu(12/1/2014) lalu.
Nayani memilih bertahan di kandang kambing belakang rumah daripada harus mengungsi. Nayani mengaku, ia harus menjaga ternak ayam dan kambing yang dimilikinya.
“Kita enggak mau mengungsi, karena warga disini semua punya perayaan (hewan ternak ayam dan kambing) bang,” tutur Nayani kepada tim Disaster Emergency Relief and Management Aksi Cepat Tanggap (DERM-ACT) yang menyisir lokasi banjir, Kamis (16/1/2014).
Sekitar 80 persen warga RT04/RW01, Desa Legasari, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi memilih menetap di rumahnya. Padahal, luapan air banjir mencapai 1,5 meter.
Mereka bertahan di sampan yang terbuat dari kayu dan pelepah pisang di belakang dapur atau depan rumahnya. Sebagian besar bertahan kandang ternak yang lebih tempatnya lebih tinggi dari luapan banjir.
Sata (61 tahun), kakek 11 cucu ini juga lebih memilih menetap di rumahnya. Ia menyatakan, sejak banjir tiga hari yang lalu, belum ada bantuan yang datang.
“Bantuan, belum ada tuh, hingga detik ini pun kami belum dapat bantuan,” lirihnya dengan nada penuh kekecewaan.
Menurut Misnin (41 tahun) Ketua RT 04/01, Desa Legasari, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi juga memilih menetap di rumah bersama warganya. Aktivitas sehari-hari seperti, makan, memasak, mandi, tidur dilakukan di sampan sederhana.
Misnin menyesalkan lambannya respon pemerintah membangun tanggul di bantaran sungai Citarum dari Desa Segaran, menuju Teluk Buyung, Legasari, sampai Teluk Jaya.
“Padahal kalau tanggul itu dibangun, Insya Allah tidak akan terjadi banjir seperti ini lagi,” ujarnya.
Untuk itu, pascamelakukan survei Tim DERM-ACT akan menyalurkan bantuan logistik kepada 140 warga RT04/01 desa Legasari yang masih bertahan di rumahnya.
Vice President ACT Ibnu Khajar mengatakan, korban banjir terdampak 26,666 jiwa membutuhkan pengadaan 200 ton beras, 25 ribu liter minyak goreng, 26 ton gula pasir, 26 ribu paket lauk pauk.
Warga juga membutuhkan penyediaan 15 ribu mukena, 11 ribu sarung dan 50 ribu sajadah. Keperluan ibadah ini untuk disebar ke 130 masjid dan musala di DKI Jakarta dan 50 masjid di Bekasi.
“Untuk sepekan ke depan, korban banjir kesulitan mendapatkan alat ibadah yang bersih dan perlengkapan sekolah,”katanya.
Menurut Ibnu, pelajar juga perlu perhatikan khusus dari semua pihak. Donasi natura berupa 16 ribu pasang sepatu sekolah, 32 ribu seragam sekolah, 160 ribu buku tulis, 200 ribu pena dan pensil, untuk pelajar yang kehilangan alat sekolah di 130 sekolah se-DKI Jakarta.
“Donasi bisa disalurkan melalui posko pusat ACT di Perkantoran Ciputat Indah Permai, B.8-9, Jl. Ir. H. Juanda No. 50, Ciputat. Telepon 021-7414482,” katanya.