Naik Pitam Suami Bunuh Selingkuhan Istri, Ternyata Salah Sasaran
Mendengar cerita tersebut Witoyo langsung naik pitam, sampai akhirnya merencanakan pembunuhan terhadap pria yang pernah meniduri istrinya
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Witoyo (34) alias W warga Gunung Sindur, Serpong, Tangerang Selatan gelap mata setelah mendengar istrinya pernah berselingkuh dua tahun lalu dengan pria berinisial DHS.
Awal cerita istri Witoyo berinisial M bercerita kepada suaminya bahwa dirinya pernah berselingkuh dan tidur bersama pria lain pada Desember 2013.
Mendengar cerita tersebut Witoyo langsung naik pitam, sampai akhirnya merencanakan pembunuhan terhadap pria yang pernah meniduri istrinya.
Witoyo pun menemui Kelil (K) (34) yang merupakan saudaranya sendiri. Witoyo menjanjikan uang Rp 10 juta kepada Kelik bila berhasil membunuh pria selingkuhan istrinya.
"W menjanjikan sejumlah uang kepada K untuk lakukan pembunuhan terhadap orang yang menyelingkuhi istrinya," kata Kasubag Humas Polres Jakarta Selatan, Kompol Aswin di Mapolres Jakarta Selatan, Sabtu (1/2/2014).
Bahkan jauh sebelum eksekusi pembunuhan tersebut pun W sudah membeli sebilah golok tahun lalu. Selain itu, Witoyo pun memberikan uang kepada Kelik sebesar Rp 1,5 juta sebagai uang muka.
Digulung emosi, Witoyo semakin kalap. Ia pun langsung mengancam istrinya untuk menceritakan ciri-ciri pria yang menyelingkuhi istrinya. M yang tiada lain istri tersangka pun menceritakan ciri-cirinya dan keberadaannya di Jalan DR Saharjo.
Setelah perencanaan matang Witoyo membawa istrinya mencari DHS. Dengan sepeda motor Witoyo memutari jalan DR Saharjo untuk mencari orang dimaksud, Jumat (31/1/2014) sore. Tetapi orang yang dimaksud tidak ada. Kemudian Witoyo sempat melihat orang yang mirip dengan selingkuhan istrinya sedang makan di sekitar Jalan Saharjo.
Untuk memastikan, Witoyo pun sempat mempertanyakan apakah ciri-ciri pria yang dilihatnya sama dengan ciri-ciri selingkuhan istrinya. Sang istri pun mengiyakannya. Setelah itu, Witoyo menghubungi Kelik yang menjadi eksekutor pembunuhan tersebut.
Saat korban bernama Septiawan usai makan, kemudian Kelik membuntutinya dan langsung melayangkan golok ke kepala korban yang sedang berjalan kaki di Gang Bedeng, Jalan Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan. Korban sempat menangkis sabetan golok yang dilayangkan Kelik, tetapi hujaman senjata tajam Kelik yang kedua kalinya langsung membuat roboh pertahanan korban.
"Tersangka K langsung menghampiri korban dan langsung melakukan kekerasan fisik dengan menggunakan golok," katanya.
Hujaman senjata tajam di sekitar kepala dan punggung korban membuat korban terkapar dan dilarikan ke rumah sakit, sampai akhirnya korban meninggal dunia di rumah sakit.
Kemudian Polsek Tebet yang dipimpin langsung Kapolsek Tebet Kompol I Ketut Sudharma melakukan olah TKP dan memburu pelakunya. Dalam hitungan jam polisi menangkap Kelik di rumahnya yang terletak di Gunung Sindur, Tangerang Selatan. Lalu Witoyo di Jalan Bangka, Jakarta Selatan.
"Dalam pemeriksaan terungkap bahwa korban yang meninggal dunia bukan orang yang dimaksud (DHS)," katanya.