Guru Besar UI: Penyadapan Jokowi Bukan Aksi dari Militer
Profesor Salim Said, tidak meyakini militer berada di belakang aksi penyadapan yang diklaim terjadi terhadap Jokowi.
Penulis: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Profesor Salim Said, tidak meyakini militer berada di belakang aksi penyadapan yang diklaim terjadi terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko "Jokowi" Widodo.
"Saya tidak pernah dapat kesan, bahwa penyadapan itu, kalau benar, dilakukan tentara. Saya jadi bingung, untuk siapa dan dalam rangka apa penyadapan itu. Sebab, yang bisa menyadap hanya KPK," kata Salim Said, dalam forum diskusi "Inilah Demokrasi" di Jakarta, Minggu (23/2/2014).
Menurut dia, kalau Jokowi merasa disadap, harusnya yang bersangkutan melaporkan aksi itu ke polisi. Bukan justru mendiamkan, dan malah dipublikasikan ke media massa.
"Sebab, itu justru akan menimbulkan isu tidak bagus, dan membuat publik saling curiga. Tidak menyehatkan isu seperti itu," tuturnya.
Salim juga menuturkan, pengakuan sepihak dari Jokowi dan PDI Perjuangan tentang adanya aksi menelik tersebut, juga menyebabkan multitafsir.
"Isu seperti itu bikin tambah runyam. Lebih baik, (Jokowi) fokus urus banjir, menangani bencana. Pemerintah juga fokus menangani gunung meletus dan sebagainya," tuntasnya.