Rawan Kecelakaan, Kanvas Penutup Proyek MRT Diminta Transparan
Kanvas penutup proyek MRT yang dianggap dapat memicu kecelakaan lalu lintas itu adalah yang berada di median jalan pemisah
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Warta Kota, Budi Sam Law Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kanvas penutup proyek pembangunan sarana transportasi massal atau mass rapid transit (MRT) yang ada di beberapa titik di ruas jalan di sepanjang Jalan MH Thamrin dan Jalan Sudirman, dianggap cukup berbahaya dan rawan menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Kanvas penutup proyek MRT yang dianggap dapat memicu kecelakaan lalu lintas itu adalah yang berada di median jalan pemisah antara jalur lambat dan jalur cepat.
Hal itu dikatakan Kepala Subdit Keamanan dan Keselamatan Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Irvan Prawirayuda, kepada Warta Kota, Senin (7/4/2014).
Irvan menuturkan dari hasil analisa pihaknya kanvas penutup proyek MRT dengan tinggi sekitar 1,5 meter dan panjang mulai 5 sampai 10 meter yang dibangun di median jalan yang memisahkan jalur lambat dan jalur cepat di beberapa titik di Jalan MH Thamrin dan Jalan Sudirman sangat rawan menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Hal itu katanya membuat pengendara terutama pengendara mobil yang melaju di jalur cepat pandangannya akan tertutup untuk melihat kendaraan lain yang melaju di jalur lambat, sehingga akan kesulitan untuk berpindah jalur dan tak akan mengetahui kendaraan yang akan melintas di jalur lambat.
Hal yang sama juga terjadi di sebaliknya dimana pengendara di jalur lambat tak bisa lihat kendaraan di jalur cepat sehingga untuk berpindah jalur akan kesulitan dan tak melihat ada tidaknya kendaraan di jalur cepat.
"Jadi saat kendaraan berpindah jalur, misalnya dari jalur lambat ke jalur cepat, begitu akan masuk ke jalur cepat bisa menimbulkan kecelakaan. Sebab pengendara tak tahu ada tidaknya kendaraan yang melintas di jalur cepat akibat tertutup kanvas proyek MRT ini," katanya.
Menurutnya jika pengendara tak waspada dan hati-hati, hal itu bisa menimbulkan kecelakaan di titik perpindahan jalur itu.
"Sampai saat ini belum ada kecelakaan karena ini. Namun untuk mengantisipasinya kami akan usulkan beberapa hal mengenai penutup proyek MRT ini kepada pelaksana proyek," kata Irvan.
Menurut Irvan beberapa usulannya adalah agar kanvas MRT yang ada dititik pemisah jalur antara jalur cepat dan jalur lambat dibuat transparan. "Ini supaya pengendara di setiap jalur bisa melihat pengendara di jalur lainnya, sehingga saat perpindahan jalur menjadi aman dan bisa mengantisipasi" ujar Irvan.
Usulan lainnya adalah, agar tinggi kanvas proyek MRT dibuat lebih rendah. "Tujuannya juga sama. Yakni agar pengendara di masing-masing jalur bisa saling melihat," katanya.
Menurut Irvan yang mungkin dilakukan pelaksana proyek adalah membuat kancas penutup proyek yang transparan. "Sebab kalau lebih rendah sepertinya juga tidak mungkin dan pengerjaan proyek bisa menjadi tidak kelihatan pengendara, dan justru juga bisa berbahaya," katanya.
Selain dari hasil analisa pihaknya, adanya kerawanan kecelakaan akibat kanvas proyek MRT di median jalan pemisah antara jalur lambat dan jalur cepat, juga dari banyaknya keluhan pengendara atau masyarakat kepada Ditlantas Polda Metro.
"Keluhannya karena menutup pandangan. Makanya kami usulkan agar kanvas MRT ini dibuat transparan dan tidak mengganggu pandangan pengendara," paparnya.