'Pada Pemilu Kali Ini, Omzet Hanya Rp 70 Jutaan'
Dalam pesta demokrasi Indonesia yang dilakukan lima tahun sekali itu, banyak dimanfaatkan para pebisnis percetakan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Memiliki bisnis percetakan dan sablon dalam Pemilihan Umum 2014 ini sangatlah menggiurkan. Dalam pesta demokrasi Indonesia yang dilakukan lima tahun sekali itu, banyak dimanfaatkan para pebisnis percetakan untuk membuat segala atribut para partai peserta Pemilu 2014.
Salah satunya adalah Toko Prima 99 yang terletak di sekitar Pasar Poncol atau di Jalan Kali Baru Timur, Bungur, Senen, Jakarta Pusat. Toko yang berukuran sekitar 3 meter x 2 meter menyediakan jasa untuk percetakan segala bentuk atribut kampanye dari berbagai partai politik (parpol).
Di depan toko yang dominan warna kuning sudah ada poster berukuran 1,5 meter x 1 meter bertuliskan menerima jasa percetakan berbagai jenis atribut kampanye. Selain itu, juga terdapat gantungan baju yang dipenuhi oleh contoh-contoh pakaian kampanye dari berbagai parpol.
Sementara di dalam toko, terlihat beberapa contoh muk (souvebir gelas-red), pin, serta kalender untuk para peserta kampanye. Sebuah komputer dan alat sablon, di sisi pojok toko sebagai tempat pembuatan desain dari segala atribut kampanye. Indra (34), Pemilik Toko Prima 99 menjelaskan bahwa pemesanan atribut kampanye Parpol sudah mulai dilakukan para caleg sejak dua bulan lalu. Saat ini, dia mengaku percetakannya lebih laku untuk pembuatan kalender dan stiker.
Padahal, pada Pemilu 2009 lalu lebih banyak yang laku terjual adalah kaos-kaos Parpol. "Sekarang mah sepi banget. Jadinya, para Caleg cuman mesen dibuatkan kalender dan stiker. Kalau dulu kaos parpol yang lebih laku," kata Indra kepada Warta Kota di kiosnya, Selasa (8/4/2014).
Dia menjelaskan omzet usaha percetakan yang dimilikinya dalam Pemilu 2014 ini hanya sebesar antara Rp 70 juta sampai Rp. 80 juta. Padahal, pada pemilu-pemilu sebelumnya, dirinya lebih dari Rp 100 juta. "Sekarang cuman dapat Rp 70 jutaan. Kalau dulu bisa Rp 100 juta lebih. Gak tau nih kenapa pasar seperti ini," keluhnya.
Untuk pemesanan beberapa atribut parpol, kata dia, para Calon Legislatif (Caleg) biasanya membayar uang muka tergantung apa yang mereka pesan. Jika, barang pesanan sudah selesai dikerjakan, para Caleg membayar sisa dari kekurangan uang muka.
"Kalau langganan biasanya transfer. Tapi, kalau tidak bayar uang muka. Setelah selesai dikerjakan para Caleg membayar sisanya. Tidak ada yang utang seperti beli putus," tuturnya. Hanya caleg dari tiga partai yaitu Partai Hanura, Gerindra, dan Demokrat yang memesan.
Padahal, dia sangat menantikan caleg dari Partai PDI-Perjuangan yang memesan atribut kampanye saat Pemilu 2014 ini. "Partai-partai besar sekarang jarang. Malah ga dapat PDI-P sekarang. Padahal, massa mereka banyak," tuntasnya.(Bintang Pradewo)