Puisi Untuk Ayah di Buku Harian Si Emon
Dua buah buku milik Andri Sobadri alias Emon (24) diamankan polisi
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua buah buku milik Andri Sobadri alias Emon (24), pelaku kekerasan seksual terhadap puluhan anak di Kota Sukabumi, Jawa Barat diamankan polisi, Rabu (7/5/2014).
Dua buku tersebut ditemukan di rumah Emon tepatnya di dapur. Kedua buku tersebut tersimpan di sebuah meja makan. Saat diambil kepolisian buku tersebut tersimpan dalam kondisi bertumpuk.
Buku pertama berukuran 10x15 sentimeter berwarna hijau dengan motif batik berisi curahan hati dan puisi yang ditulis langsung tangan Emon sejak 2012. Sementara buku tulis lainnya berukuran 15x20 sentimeter dengan sampul berwarna kuning bergambar boneka.
Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Sulaeman, mengatakan catatan tersebut ditulis langsung Emon.
"Pencarian buku harian Emon sudah ditemukan di rumahnya di belakang di dapurnya, buku tulis berwarna kuning. Kemarin yang disampaikan Emon buku berwarna hijau ada kita temukan, tetapi tidak menuliskan nama (korban), hanya puisi, nama tertulis di buku kuning," kata Sulaeman di Mapolres Sukabumi Kota, Kamis (8/5/2014).
Sementara dalam buku kuning memang ditemukan daftar nama korban Emon. Dalam satu halamannya ada 120 nama tertulis rapih. Satu halaman memuat 100 nama dengan ditulis dalam lima kolom. Sementara di balik halaman tersebut tertulis 20 nama.
"Nama-nama ditulis setelah Emon selesai melakukan (kekerasan seksual)," katanya.
Dalam buku Harian Si Emon yang berisi tentang curahan hatinya, dibalik sampulnya tertulis:
'Buku Harian Andri
Tidak boleh membuka isinya kecuali seizin yang punya ganti
Andri Oke Brow
Wasalamualaikum'
Di bawah tulisan tersebut langsung tertera tanda tangan si penulis dan dengan jelas di bawah tanda tangan tertulis nama Andri Sobadri.
Pada halaman pertama tulisan Emon berisi tentang puisi yang bertema tentang kerinduan dirinya kepada sang ayah. Memang Emon sudah ditinggal sang ayah ketika dirinya duduk di bangku SMP kelas tiga. Setelah ditinggal sang Ayah, Emon menjadi tulang punggung keluarga, ia terpaksa harus menunda sekolahnya setelah lulus SMP. Satu tahun Emon mencari nafkah untuk membantu ibu dan adiknya sebagai kuli bangunan.
Puisi Untuk Ayah
Semua memanggilmu ayah, yang kami cintai dan kami kasihi. Kini telah tiada untuk selama-lamanya. Berat hati ini untuk melupakanmu.
Hari demi hari telah kami lalui tanpa kehadiran wajahmu, senyummu, tawamu.
Tapi kami semua masih bisa merasakan kehangatan dan kasih sayang yang telah kau berikan kepada kami ya Ayah'