Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wali Kota Depok: Kecil Kemungkinan PSK Dolly Eksodus ke Depok

"Selain tempatnya enggak ada, mereka enggak akan laku karena masyarakat Depok agamis," kata Nur Mahmudi di sela pemusnahan minuman keras dan narkoba.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Wali Kota Depok: Kecil Kemungkinan PSK Dolly Eksodus ke Depok
Warta Kota/Nur Ichsan
Walikota Depok, Nur Mahmudi Ismail, ikut berpartisipasi dalam kegiatan ayo gowes sepeda santai yang digelar dalam rangka Hut ke 48 Lemhannas, yang mengambil start di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (19/5/2013). Nur Mahmudi Ismail setiap Selasa menggelar program One Day No Car di wilayahnya, yang mengajak warga masyarakat untuk tidak membawa kendaraan pribadi dan menggantinya dengan naik angkutan umum, sepeda motor atau sepeda. (WARTA KOTA/NUR ICHSAN) 

Laporan Wartawan Warta Kota, Budi Malau

TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Wali kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan, sangat kecil kemungkinan wanita pekerja seks komersial Gang Dolly eksodus ke Depok, Jawa Barat, pascapenutupuan Rabu (18/6/2014) malam.

"Selain tempatnya enggak ada, mereka enggak akan laku karena masyarakat Depok agamis," kata Nur Mahmudi di sela pemusnahan minuman keras dan narkoba di kawasan Grand City Depok, Kota Kembang, Depok, Jumat (20/6/2014).

Ia menambahkan, terlalu jauh bagi mantan PSK Gang Dolly di Putat Jaya, Surabaya, sampai harus pindah ke sejumlah tempat hiburan dan warung remang-remang yang beroperasi di Depok.

"Sekarang saja kami sudah minimalisir. Para tokoh agama di Depok terus menyadarkan kehidupan beragama sehingga praktik-praktik seperti itu terjadi tidak secara masif," paparnya.

Menurut Nur Mahmudi untuk puluhan warung remang-remang yang ada di kawasan TPU Pondok Rangon, Harjamukti, Cimanggis, Depok, pihaknya tengah dalam proses penutupan permanen secara sistemik.

Ia mengatakan hambatan paling kuat untuk menutup karena pihak-pihak yang berada di lokasi warung remang-remang di antaranya masyarakat sekitar dan pemilik lahan berdiam diri.

"Kami upayakan mereka terlibat langsung bersama kita, menutup warung dan kafe di sana. Pemilik lahan juga harus proaktif menolaknya. Jika pemilik lahan tidak bersama kita, maka agak sulit juga," papar Nur Mahmudi.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas