Perekrutan Ratusan PHL Dinilai Mampu Kurangi Pengangguran di DKI
Jadi, saya nilai langkah Pemprov DKI sudah sangat tepat. Memberikan orang pekerjaan untuk memperbaiki selokan
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosiolog dari Universitas Islam Negeri (UIN) Musni Umar menilai langkah Pemprov DKI Jakarta akan melakukan perekrutan besar-besaran untuk dipekerjakan sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di tiap kelurahan mampu mengurangi pengangguran di Jakarta.
"Jadi, saya nilai langkah Pemprov DKI sudah sangat tepat. Memberikan orang pekerjaan untuk memperbaiki selokan dan mencari informasi mengenai jalan rusak merupakan cara tepat untuk mengurangi tingginya tingkat pengangguran," ujar Musni di Balai Kota, Jakarta, Selasa (15/7/2014).
Tidak hanya itu, Musni menilai langkah yang diambil Pemprov ini mampu mengurangi tingkat kriminalitas yang kerap terjadi di wilayah-wilayah yang tingkat penganggurannya masih tinggi.
"Kalau diberi pekerjaan, tentu mereka akan punya kesibukan. Jadi energinya akan habis untuk bekerja, bukan untuk yang lain-lain," kata Musni.
Seperti diberitakan sebelumnya, sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi DKI Jakarta Saefullah mengungkapkan pihaknya tengah merancang program bersih-bersih Jakarta dengan mengerahkan Pekerja Harian Lepas (PHL) di tiap kelurahan.
"Nanti PHL akan kami taruh di kelurahan. Pak Wagub bilang 50 orang. Tapi teman-teman di lapangan bilang kurang. Nanti ditambahin rentang 50 sampai 100 (pekerja)," ujar Saefullah di Balai Kota, Jakarta, Senin (14/7/2014).
Langkah Pemprov DKI menempatkan puluhan sampai ratusan PHL di tiap kelurahan ini berkaca dari cara kerja swasta, khususnya pelaku usaha di bindang perumahan bagaimana mengelola sampah di perumahannya itu.
Tidak hanya sampah, namun PHL yang dipekerjakan oleh swasta itu juga mengerjakan hal lain seperti merawat taman, PU air dan PU Jalan.
"Jadi kelurahan itu lurah nanti sebagai manajer wilayah diberikan 50 PHL. Tapi kalau kelurahan luas dan permasalahan tinggi, bisa sampai 100 orang. Nanti saya akan lakukan kajian kecil, kalau masih kurang bisa 150 orang. Tergantung kebutuhannya," kata Saefullah.