Mahasiswa Unas Sayangkan Tidak Dilibatkan dalam Penggeledahan
Puluhan Keluarga Besar Mahasiwa Universitas Nasional (Unas) menanggapi terkait permasalahan yang sedang melanda di kampusnya.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat Patutie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puluhan Keluarga Besar Mahasiwa Universitas Nasional (Unas) menanggapi terkait permasalahan yang sedang melanda di kampusnya.
Juru Bicara Keluarga Besar Unas Yordan Himawan mengatakan setelah mencuatnya berita penyisiran barang haram dikampusnya, sangat membawa dampak buruk sehingga banyak masyarakat menganggap UNAS merupakan kampus yang melegalkan narkoba.
"Ini yang membuat kami resah dan prihatin," ujar Joy kepada wartawan di Pelataran Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (18/8/2014).
Joy menegaskan pada dasarnya mahasiswa menolak tindak keras peredaran narkoba di kampus itu. Pihaknya pun mendukung penuh langkah-langkah Unas dalam pemberantasan narkoba.
Namun yang membuat mereka prihatin adalah instruksi pihak rektorat tidak mengajak para mahasiswa untuk terlibat saat melakukan penyisiran di dalam kampus. Hal tersebut dipersoalkan lantaran yang digeledah adalah ruangan kerja para mahasiswa.
"Tidak ada inisiatif baik pihak kampus untuk mengajak kami. Padahal yang digeledah ruangan kerja organisasi intra kampus," kata Joy yang pernah menjabat sebagai mantan Ketua Senat Mahasiswa Fisip Unas.
Penggeledahan tersebut kata dia, dilakukan oleh pihak kampus bersama pihak kepolisian serta di kawal puluhan orang-orang bayaran berhasil menemukan sejumlah barang-barang berupa narkotika di dalam kampus.
Joy justru mempertanyakan pihak kampus dianggap tidak mampu mengelola lingkungan Unas secara baik dan terpadu.
"Mengapa (pihak) kampus tidak melakukan hal ini sejak jauh-jauh hari," ujarnya.