Perumahan KPR Bersubsidi, Rumahnya Murah Aksesnya Susah
Membeli perumahan dalam skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi menjadi pilihan bagi sebagian besar masyarakat Jakarta.
Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Arif wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Membeli perumahan dalam skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi menjadi pilihan bagi sebagian besar masyarakat Jakarta. Dengan harga yang relatif murah dan cicilan ringan perumahan dengan KPR bersubsidi menjadi pilihan.
Namun ternyata akses jalan maupun fasilitas yang diberikan tidak seindah yang dikatakan para pengembang properti ketika memasarkan produknya. Hal ini yang dirasakan Manggala (29) salah satu penduduk jakarta yang tertarik membeli perumahan bersubsidi dalam pameran di Jakarta Convention Center (JCC) pada beberapa waktu silam.
Ternyata akes yang dijanjikan pengembang properti sangat berbeda dengan yang ditawarkan.
"Akses ke Citayam sangatlah sulit, ketersediaan kendaraan angkutan di daerah Citayam sangat sedikit, apalagi jarak dari stasiun ke tempat angkutan umum sangat jauh," katanya di jakarta, Minggu (14/09/2014).
Padahal dalam brosur disebutkan bahwa jarak dari Stasiun Kereta Api Citayam mencapai perumahan tersebut hanya mencapai 45 menit. Dalam kenyataanya selama satu jam dia tidak bisa sampai ke tempat tujuan juga.
"Setelah satu jam tidak ada kendaraan yang datang saya memutuskan tidak kesana," katanya.
Tidak hanya di Citayam, perumahan KPR di Cimpoa, Bogor juga memiliki kondisi serupa. Akses jalan yang dikatakan berdekatan dengan Kampus Insitut Pertanian Bogor (IPB) tersebut juga dirasakan sangat jauh dari brosur yang dijanjikan.
Ketika salah satu konsumen, Hendri (23) berniat menemui lokasi ternyata lokasinya snagat jauh dari kampus IPB yang terletak di Botani Garden. Selain itu kondisi penerangan lampu juga tampak minim dengan kondisi pencahayaan yang sangat terbatas.
"Jalanan gelap banget didepan perumahan, selain itu akses ke perumahan cukup lama dengan mencapai satu jam lebih," katanya.
Dengan melihat kondisi ini, Manggala yang juga pekerja di salah satu perusahaan pelat merah ini, melihat bahwa perumahan KPR bersubsidi hanya cocok dijadikan perumahan singgah atau dilakukan pada hari liburan, karena jauhnya akes jalan dan kurangnya fasilitas di perumahan tersebut.
"Buat yang kerja di jakarta akan sangat sulit ke lokasi, karena jaraknya jauh dan fasilitasnya sangat minimn, kalau saya lebih baik beli untuk weekeend," katanya.