Ahok: Sarwo Handayani Pilihan Netral untuk Wagub DKI
"Memilih Pak Djarot nanti Gerindra marah. Kalau saya pilih dari Gerindra, nanti PDI Perjuangan marah. Kalau Bu Yani netral," ujar Ahok di Balai Kota.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang pelantikannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bersikeras menginginkan Sarwo Handayani atau Yani, sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta yang tidak memiliki ikatan politik.
Posisi Wagub DKI Jakarta yang bakal kosong dalam waktu dekat menjadi rebutan dua partai politik yang pernah mesra dalam Pilkada DKI 2012 lalu, yakni PDI Perjuangan dan Partai Gerindra. Keduanya saling klaim posisi wagub adalah hak mereka.
"Jadi begini, kalau memilih Pak Djarot (Djarot Saefull Hidayat dari PDI Perjuangan) nanti Gerindra marah. Kalau saya pilih dari Gerindra, nanti PDI Perjuangan marah. Kalau Bu Yani netral," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta, Kamis (23/10/2014).
Ahok menginginkan pimpinan di DKI tidak diisi oleh orang berlatar belakang partai politik. Ia mengatakan meski jabatan Gubernur DKI merupakan jabatan politik, namun para pegawai negeri sipil mesti diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin.
"Makanya saya bilang kalau bisa di sini, nanti jangan ada orang politik deh. Walau memang jabatan saya politik tapi posisi PNS jadi dihargai. Nah soal PNS yang jujur ini yang mau saya buktikan," terang Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur melihat selama ini banyak PNS mumpuni namun tidak terberdayakan. Kesempatan mereka duduk di kursi pimpinan tertutup oleh orang politik.
Ia menduga kesempatan itu ditutupi oleh orang-orang politik.