Bocah Korban Kekerasan JIS Bakal Sekolah di Swiss
Theresia menyebutkan, berbeda dengan sekolah pilihannya di Indonesia yang bergedung besar, sekolah di Swiss justru sangat kecil.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ditolak dua sekolah di Jakarta, Theresia, ibunda AK (6), korban tindakan kekerasan seksual di Taman Kanak-Kanak (TK) Jakarta International School, akan menyekolahkan anaknya keluar negeri.
"Setelah ditolak itu, saya putus asa dan meminta papanya bilang ke kantornya agar dimutasi keluar negeri. Syukurnya dikabulkan. Jadi mulai bulan Januari, anak saya akan sekolah di Swiss," kata Theresia saat berbincang dengan Tribunnews, Rabu (29/10/2014).
Theresia menyebutkan, berbeda dengan sekolah pilihannya di Indonesia yang tergolong bergedung besar, sekolah di Swiss justru sangat kecil.
"Gurunya semua perempuan, sekolahnya kecil saja. Itu sekolah pilihan anak saya. Bukan sekolah internasional tapi bicaranya menggunakan bahasa Inggris," kata Theresia.
Meski buah hatinya harus ke luar negeri, dirinya akan terus memantau kasus yang menimpa anaknya. Bahkan akan terbang ke Jakarta untuk menyaksikan persidangan.
Untuk sementara ini, kata dia, AK menjalani program pendidikan homeschooling sambil terus memperoleh pendampingan psikolog sampai berangkat ke Swiss.
AK ditolak di dua sekolah karena dianggap anak itu tengah berperkara hukum, sementara sekolah satunya ternyata sudah kongkalikong dengan JIS.
Theresia, mengaku kecewa dengan kedua sekolah yang menolak anaknya masuk di Jakarta.
"Bagaimana saya tidak kecewa. Tidak ada anak ataupun orang tua yang ingin mendapatkan perlakuan seperti itu. Anak saya jadi korban. Kan tidak fair kalau seperti itu," kata Theresia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.