Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ikuti Jejak Ayahnya, Anak Kedua Pollycarpus Minta Sekolah Pilot

Polly yang disebut-sebut sebagai agen Badan Intelijen Negara (BIN) dijatuhi hukuman 14 tahun penjara.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Rendy Sadikin
zoom-in Ikuti Jejak Ayahnya, Anak Kedua Pollycarpus Minta Sekolah Pilot
TRIBUNNEWS.COM/Taufik Ismail
Yosepha Hera Indaswari, istri dari Pollycarpus, terpidana kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir, sedang membuat kue di rumahnya, Pamulang Permai, Blok B, Tanggerang, Banten, senin (1/12/2014). (TRIBUNNEWS.COM/Taufik Ismail) 

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG SELATAN - Mantan pilot Garuda Indonesia, Pollycarpus Budihari Priyanto, divonis bersalah pada perkara pembunuhan pejuang hak asasi manusia (HAM), Munir Said Thalid. Polly yang disebut-sebut sebagai agen Badan Intelijen Negara (BIN) dijatuhi hukuman 14 tahun penjara.

Penahanan Polly membuat rumah tangganya seperti pesawat yang tersedot ke dalam turbulensi. Selama membangun rumah tangga, Polly berperan mencari nafkah. Sejak Polly ditahan, istri dan anak-anaknya mengandalkan uang tabungan dan hasil penjual enam jip koleksi Polly.

Untuk menyeimbangkan kas rumah tangganya, istri Polly, Yosepha Hera Indaswari, juga merintis usaha mulai dari berjualan ekstrak buah merah, virgin coconut oil (VCO), dan tanaman hias.

Berdasarkan kliping media massa, pada tahun 2005, Polly masih menerima gaji dari Garuda. Polly baru mengajukan pengunduran diri dari Garuda tahun 2006.

Hasil penjualan ekstrak buah merah, kata Hera, menyelamatkan pendidikan anak sulungnya. Uang hasil penjualan itu bisa menutupi biaya masuk fakultas kedokteran sebesar Rp65 juta.

Hera kembali bingung ketika ketika anak keduanya, Gad Pascalis, masuk SMA. Namun, saat itu Gad sudah menetapkan pilihan, setelah lulus SMA ia akan mendaftar sekolah pilot.

"Saya bingung. Cita-cita anak saya tersebut hanya ingin menjadi pilot, tidak ada yang lain. Sementara untuk sekolah pilot butuh biayanya besar. (ibaratnya) Harus menjual lapangan dulu baru bisa," katanya ketika menerima Tribun di rumahnya di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Senin (1/12).

Berita Rekomendasi

Menurut Hera, sekolah pilot komersiil membutuhkan biaya minimal 51 ribu dolar AS. Hera pun rutin browsing di internet untuk menemukan penawaran beasiswa sekolat pilot.
"Saya yakin jalan itu pasti ada, setiap hari saya buka internet mencari beasiswa pilot, setiap hari lebih dari tiga kali saya mencari di internet. Akhirnya, setelah dari tahun 2007 saya mencari-cari, pada 8 Januari 2009 saya menemukan tawaran beasiswa dari Batavia Air," katanya.

Gad kemudian mengikuti program beasiswa itu hingga lulus sebagai pilot. Kini, kata Hera, Gad menjadi pilot di maskapai Citylink. Tahun lalu, Gad tersebut terbang perdana dan ikut training di Miami, Amerika Serikat. Sedangkan anak ketiganya, Ruth kini kuliah di fakultas kedokteran hewan di Surabaya.

"Berkat jalan Tuhan, akhirnya cita-cita anak saya terkabul," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas