Ketebalan Eceng Gondok Jadi Kendala Utama Pembersihan Situ Pengarengan Depok
Ketebalan eceng gondok yang mencapai satu meter bahkan lebih merupakan kendala utama disamping beberapa kendala lainnya
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kepala Dinas Bina Marga Sumber Daya Air (Bimasda) Kota Depok, Yulistiani Mochtar, mengatakan ada sejumlah kendala mengapa pembersihan eceng gondok di Situ Pengarengan mundur dari target waktu yang diperkirakan pihaknya.
Menurut Yulistiani, ketebalan eceng gondok yang mencapai satu meter bahkan lebih merupakan kendala utama disamping beberapa kendala lainnya seperti cuaca.
"Eceng gondoknya sangat tebal, sehingga sampai saat ini pembersihan masih dilakukan," kata Yulistiani kepada Warta Kota, Minggu (21/12/2014).
Sebelumnya pada Senin (15/12/2014) lalu, Yulistiani mengatakan pembersihan eceng gondok di Situ Pengarengan sudah mencapai 40 persen. Sehingga ditargetkan dalam 3 hari ke depan atau paling lambat Jumat (19/12/2014), semua eceng gondok di Situ Pengarengan berhasil diangkat. Sehingga selanjutnya pengerjaan memasuki babak baru yakni pengerukan lumpur.
Namun target itu gagal, karena kini eceng gondok masih memenuhi sekitar 50 persen bagian situ seluas 8 hektar tersebut.
"Memang sudah banyak berkurang. Tapi eceng gondoknya belum bersih semuanya. Cukup sulit diangkat dengan cepat karena sangat tebal," papar Yulistiani.
Menurutnya satu alat berat amphibi ekskavator yang digunakan pihaknya untuk mengangkat eceng gondok tidak mampu menyelesaikan pembersihan eceng gondok dari Situ Pengarengan dengan cepat.
"Ternyata tidak selesai seperti yang saya perkirakan. Sampai saat ini pembersihan eceng gondok masih terus kami lakukan baik dengan ekskavator amphibi juga secara manual dengan menurunkan tim satgas banjir," kata Yulistiani, kepada Warta Kota.
Karena cukup beratnya kendala dan banyaknya hal yang tidak bisa diduga, seperti hujan yang tiba-tiba serta adanya sampah yang masuk kembali ke Situ Pengarengan, Yulistiani enggan menargetkan kapan semua eceng gondok di Situ Pengarengan berhasil dibersihkan.
Padahal, kata Yulistiani, jika semua eceng gondok sudah berhasil diangkat maka pihaknya mulai melakukan pengerukan dengan mengangkat lumpur dari dasar situ.
Tujuannya agar kedalaman situ yang saat ini hanya sekitar satu sampai dua meter, kembali normal menjadi 4 meter.
Seperti diketahui Situ Pengarengan di Jalan Juanda, Depok, mulai dinormalisasi dengan menggunakan satu alat berat ekskavator amphibi, sejak Kamis (27/11/2014) lalu.
Ditargetkan normalisasi ini akan selesai dalam 6 bulan. Jika sudah dinormalisasi, maka Situ Pengarengan akan memiliki luas 8 hektar dengan kedalaman 4 meter, seperti semula. Dengan luas dan kedalaman tersebut, maka volume air yang bisa ditampung di Situ Pengarengan bisa mencapai 320.000 meter kubik.
"Volume air yang sangat besar yang bisa ditampung di Situ Pengarengan jika sudah dinormalisasi, akan sangat efektif membuat situ ini sebagai wilayah tangkapan air, dan mencegah banjir di wilayah sekitarnya," kata Yulistiani.(Budi Malau)