Di Bogor, Warga Antre Beli Elpiji 3 Kg
"Sekarang sudah susah nyarinya, harganya jadi Rp 18.000-Rp 20.000 per tabungnya," kata Roni.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Kelangkaan gas bersubsidi ukuran 3 kilogram masih terjadi di beberapa wilayah di Kota Bogor. Bahkan terjadi antrean warga yang akan membeli gas 3 kilogram di Kelurahan Pondok Rumput, Kecamatan Tanah Sereal, Kota Bogor.
Untuk mendapatkan gas, warga harus mengantre dengan meletakan gasnya secara berjejer. Agar tidak ada warga yang menyerobot, antara satu gas dengan gas lainnya dipasang tali tambang.
Pantauan Warta Kota, Kamis (26/2/2015), di beberapa warung yang menjual gas 3 kilogram di Pondok Rumput, dipasang pengumuman bertuliskan: Gas 3 Kilo Habis. Sedangkan di salah satu pangkalan gas terjadi antrean hingga mengular mencapai 10 meter.
Agar tidak terjadi kericuhan dalam mengantre, pemilik pangkalan gas berinisiatif menyediakan tali tambang dengan menderetkan gas milik pembeli yang diikatkan menggunakan tali tersebut.
Pemilik pangkalan gas, Ny Ooh Komalasari mengatakan, langkanya gas 3 kilo di tempatnya dikarenakan adanya keterlambatan pasokan. Biasanya kata Oon distribusi gas dikirim setiap hari, namun saat ini telat hingga 4 hari bahkan seminggu dalam satu kali pengiriman.
"Selain itu biasanya sekali pengiriman 30 tabung, sekarang sudah pasokannya telat, cuma dikasih 15 tabung, mana cukup buat kebutuhan warga sini," katanya.
Roni Supriatna (35), salah satu warga yang ikut mengantre mengaku kesulitan mencari gas bersubsidi. Untuk mendapatkan gas dia harus berkeliling ke kelurahan lain.
"Saya sudah mutar-mutar mencari gas 3 kilogram, tapi habis semua. Ini baru katemu di Pondok Rumput. Disini juga antreannya panjang sekali," ujar warga Tajur, Bogor Timur ini.
Roni mengatakan, gas tersebut digunakan untuk kebutuhan memasak sehari-hari. Untuk satu tabung, digunakan untuk empat sampai lima hari.
Roni berharap agar pemerintah segera memasok gas lebih banyak, agar warga tidak mengalami kesulitan mendapatkan gas bersubsidi tersebut.
"Harganya juga harus normal lagi. Sekarang sudah susah nyarinya, harganya jadi Rp 18.000-Rp 20.000 per tabungnya," kata Roni.
Penulis: Soewidia Henaldi