Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polisi Teliti DNA Dua Kondom dan Barang Bukti Lainnya di Kamar Empi

Polisi menduga ada dua lelaki yang bisa jadi pembunuh Deudeuh Alfi Syahrin alias Empi (26).

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Polisi Teliti DNA Dua Kondom dan Barang Bukti Lainnya di Kamar Empi
HO/Twitter
Deudeuh Alfi Sahrin alias Evi alias Empi alias Tata Chubby. 

Laporan Wartawan Warta Kota, Theo Yonathan Simon Laturiuw

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi menduga ada dua lelaki yang bisa jadi pembunuh Deudeuh Alfi Syahrin alias Empi (26). Makanya polisi mengambil semua jejak DNA manusia yang ada di kamar kos tempat Empi terbunuh.

Sebelumnya, Empi ditemukan terbunuh di kamar kosnya di Jalan Tebet Utara 1 nomor 15 C RT/RW 07/010, Tebet, Jakarta Selatan, pukul 19.00, Sabtu (11/4/2015) malam.

Kini sudah ada enam sampel DNA dari enam media berbeda yang ditemukan di kamar kos Empi.

Ada sampel DNA dari dua kondom berisi sperma yang ditemukan di kamar. Lalu sampel DNA dari ceceran sperma di kasur dan bulu. Kemudian sampel DNA dari mukosa (ludah--red) yang tertinggal di botol air mineral dan sedotan.

Dua kondom itu sudah ditemukan sejak polisi mengolah TKP sesaat setelah jenazah ditemukan Sabtu (11/4/2015) malam. Sedangkan sampel DNA lainnya baru diambil tim Disaster Victim Identification (DVI) Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Metro Jaya (PMJ), Selasa (14/4/2015).

Kepala Biddokkes PMJ, Komisaris Besar Musyafak, mengatakan, sampel DNA itu penting untuk menentukan ada berapa orang lelaki dan perempuan di dalam kamar.

Berita Rekomendasi

"Nantinya sampel DNA akan amat berfungsi apabila pelaku sudah tertangkap. Sehingga, ketika ada yang diduga pelaku tertangkap, maka bisa lekas dicocokkan dengan sampel DNA yang sudah dicek itu. Sehingga nanti bisa ditentukan, lelaki ini cocok dengan sampel DNA yang mana. Lalu lelaki yang lain cocok dengan sampel DNA yang mana," ucap Musyafak ketika dihubungi Warta Kota, Selasa (14/4/2015).

Apalagi polisi penyelidik punya dugaan ada beberapa lelaki yang bisa dituduh jadi pelaku.

Dari situ nantinya polisi penyelidik hanya perlu menentukan apakah lelaki itu ada di waktu bersamaan di kamar saat pembunuhan terjadi. Atau lelaki itu datang di waktu berbeda.

Sampai saat ini polisi memburu dua lelaki yang namanya tercatat di buku tamu milik korban. Empi sejak sebulan lalu memang membuat buku tamu untuk mencatat beberapa informasi penting untuk setiap lelaki yang datang memakai jasanya.

Empi diketahui bekerja sebagai pekerja seks. Dia melayani setiap tamunya di kamar kos tempat Ia ditemukan terbunuh.(ote)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas