Bawa Kartu Jakarta Sehat, Penderita Kanker Serviks Ini Sempat Ditolak 4 Rumah Sakit
Sekalinya bangkit dari tempat tidurnya, ia hanya bisa duduk karena pergerakannya amat terbatas akibat perutnya yang semakin membesar.
Editor: Rendy Sadikin
"Pihak rumah sakit menyatakan ibu menderita kanker serviks dan harus diperiksa dengan menggunakan rontgen BNO, alat radiografi dari saluran kencing. Cuma waktu itu pengobatan di RS Pasar Rebo tidak berlanjut karena rontgen BNO di rumah sakit lagi rusak," kata Novi.
Tidak patah arang, akhirnya Maesaroh dirujuk ke RS Budhi Asih.
Sayangnya di RS Budhi Asih, Maesaroh mendapati masalah serupa.
Maesaroh baru bisa menajalani pemeriksaan dengan rontgen BNO jika menyediakan dana Rp1,8 juta.
"Pihak rumah sakit beralasan bahwa rontgen BNO tidak ditanggung KJS. Makanya kami harus membayar Rp1,8 juta," ungkapnya.
RS Budhi Asih pun memberikan rujukan kepada Maesaroh agar diperiksa di RSCM.
Namun lagi-lagi Maesaroh dimintai bayaran untuk pemeriksaan dengan rontgen BNO.
Bahkan, biaya yang harus dkeluarkan lebih besar dari sebelumnya yakni Rp2,8 juta.
"Saya juga waktu itu ditolak dirawat di RSCM karena dianggap tidak mengalami pendarahan dan saya dianggap masih bisa berjalan," kata Maesaroh dengan nada lirih.
Novi melanjutkan, dirinya kembali berusaha membawa berobat ibunya ke rumah sakit.
Kali ini ia membawanya ke RS Polri Kramatjati.
Maesaroh pun sempat dirawat seminggu dan menjalani tranfusi darah.
"Tapi tetap aja tidak membuahkan hasil karena RS Polri Kramatjati tidak memiliki rontgen BNO," ungkapnya.
Kini setelah hampir empat bulan berlalu usai perjualan yang dilalui, Maesaroh hanya dapat duduk dan terbaring di rumah kontrakan yang disewa anaknya.