Tersangka Tewas di Tahanan, Kapolsek Sukmajaya: 'Karena Jatuh'
Pihak keluarga menduga, Nurdin tewas dianiaya polisi sehingga melaporkannya ke Propam Polres Depok dan Propam Polda Metro.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK -- Nurdin Priatna (27), karyawan SPBU Pasar Pucung, Cilodong, Kota Depok tewas dengan luka lebam di kepala dan tubuhnya, setelah 3 hari ditangkap aparat Polsek Sukmajaya, Depok.
Pihak keluarga menduga, Nurdin tewas dianiaya polisi sehingga melaporkannya ke Propam Polres Depok dan Propam Polda Metro.
Nurdin merupakan tersangka kasus pencurian uang di SPBU tempatnya bekerja sebesar Rp 56 Juta yang diamankan polisi, Rabu (22/4/2015).
Namun, Jumat (24/4/2015) malam, pria asal Sukabumi itu tewas. Ia dipulangkan ke pihak keluarganya di Kampung Cijambe RT 08/ RW 4, Desa Sukaresmi, Kecamataan Cisaat, Sukabumi, Sabtu (25/4/2015) sore.
Sewaktu penyerahan jenazah ke keluarga, polisi tidak menunjukkan hasil visum jenazah Nurdin.
Karenanya, keluarga meminta visum ulang oleh Polresta Sukabumi.
Hasilnya, banyak luka lebam di kepala dan tubuh Nurdin.
Berdasar hal inilah, keluarga Nurdin bersikeras akan membawa kasus tewasnya Nurdin ke proses hukum dengan melaporkan Kapolsek Sukmajaya Kompol Agus Widodo dan jajarannya ke Propam.
Menanggapi hal ini, Kapolsek Sukmajaya Kompol Agus Widodo menjelaskan, Nurdin tewas setelah menjalani perawatan di RS Polri Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (24/4/2015).
Menurut Agus, Nurdin dirawat karena terluka di bagian kepala akibat terjatuh saat mencoba kabur, ketika kasusnya dalam pengembangan kepolisian.
"Tersangka dalam kondisi diborgol mencoba kabur dan lari dari pengawalan petugas. Saat itu, penyidik hendak mengembangkan kasusnya dengan membawa tersangka ke suatu tempat," katanya saat dikonfirmasi Warta Kota, Minggu (26/4/2015) sore.
Agus menuturkan, karena terjatuh, Nurdin mengalami cedera di kepala dan dilarikan ke RS Polri Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur.
"Yang bersangkutan akhirnya tidak dapat diselamatkan walau sempat dioperasi di bagian kepalanya," kata Agus.
Menurut dia, pihaknya sudah menjelaskan kejadian yang sebenarnya ke pihak keluarga.
"Waktu kami jelaskan ke pihak keluarga, mereka sepertinya menerima, tapi apa pun langkah keluarga, silakan saja (lapor Propam-Red) dan kami siap beri penjelaskan," katanya.
Mengenai hasil rekam medis yakni otopsi dari RS Polri Sukanto, kata Agus, hasilnya baru akan keluar Senin (27/4/2015).
"Jadi, memang anggota kami tidak bisa menunjukkan hasil lengkap visum dan otopsi ke keluarga, karena hasil lengkap dan kesimpulannya baru keluar, Senin (27/4/2015-Red) besok," kata Agus. (Budi Malau)