Wapres JK: Jakarta Fair Lambang Kebangkitan Ekonomi
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), mengatakan saat ini kondisi perekonomian Indonesia pun tengah lamban pertumbuhannya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta (PRJ) 48 tahun lalu digelar pertamakalinya dalam situasi perekonomian Indonesia yang sulit.
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), mengatakan saat ini kondisi perekonomian Indonesia pun tengah lamban pertumbuhannya.
Dalam sambutannya di acara pembukaan PRJ, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (29/5/2015), Jusuf Kalla menyebut pada tahun 1967, di awal masa orde baru (Orba), Indonesia tengah mengalami krisi ekonomi. PRJ sendiri berperan untuk mendongkrak produktifitas dan tingkat konsumsi masyarakat, yang pada akhirnya berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.
Ide PRJ adalah mempromosikan produk-produk, termasuk produk Indonesia, yang dipadukan dengan hiburan. Dalam pelaksanaannya tidak hanya para pebisnis yang diundang, melainkan juga masyarakat kelas bawah.
"Memang kalau pameran bisnis yang serius biasanya di siang hari, karena mengundang para peserta atau pun pengunjung yang serius bicara bisnis. Tapi acara Jakarta Fair ini sibuknya di malam hari, artinya ingin mengundang masyarakat lebih luas lagi," katanya.
Pada PRJ kali ini pun Wapres berharap hal yang sama. Aktifitas ekonomi di PRJ diharapkan dapat berdampak positif pada perekonomian Indonesia, dengan cara meningkatkan produksi, meningkatkan perdagangan dan membuka lapangan kerja.
"Jaman dulu memang Jakarta Fair merupakan lambang kebangkitan, tentu hari ini selalu harus ditingkatkan, selain juga meningkatkan optimisme dari masyarakat akan harapan yang lebih baik," tandasnya.