Dirut PT TransJakarta Ditanya Begini:
"Pak, bus koridor enam kok jelek-jelek sih, Pak?" tanya perempuan kepada Direktur Utama PT TransJakarta, Antonius Kosasih.
Editor: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang penumpang tiba-tiba menegur Direktur Utama PT TransJakarta, Antonius Kosasih, di halte Kuningan Timur. Ketika itu, Kosasih sedang meninjau situasi koridor 6 TransJakarta tujuan Dukuh Atas 2 - Ragunan.
"Pak, bus koridor enam kok jelek-jelek sih, Pak?" tanya perempuan yang belakangan diketahui bernama Farah kepada Kosasih, Kamis (9/7/2016).
Bus di koridor 6 yang dimaksud Farah adalah bus Daewoo yang berwarna abu-abu. Farah bercerita bus tersebut sangat pengap karena pendingin ruangan tidak berfungsi baik. Selain itu, pintu otomatis tidak beroperasi baik. Petugas TransJakarta tampak sering membantu proses buka-tutup pintu secara manual.
"Ibu tenang, kasih saya waktu tiga bulan. Bulan ini kita koordinasi macam-macam," jawab Kosasih.
Kosasih mengatakan, PT Transjakarta ingin menambah bus dalam waktu tiga bulan ke depan. Kosasih pun mengakui bahwa bus yang ada di koridor 6 saat ini memang sudah tidak dapat diperbaiki. "Oktober? Bener yah pak, kita tagih loh janjinya," ujar Farah kepada Kosasih.
Kosasih pun mengatakan, nantinya penumpang tidak hanya bisa menaiki transjakarta saja. Akan tetapi juga bus-bus kopaja yang melewati jalur transjakarta. Sebab, bus kopaja direncanakan akan menjadi operator untuk layanan bus transjakarta ukuran sedang.
Bergabungnya Kopaja di bawah manajemen PT Transjakarta juga akan membuat tidak akan ada lagi sistem setoran di dalam penyelenggaraan operasional bus tersebut. Sebab, sistem pembayaran yang diterapkan akan sama seperti bus-bus transjakarta, yakni dengan pembayaran rupiah per kilometer.
Kosasih juga mengatakan warna bus kopaja nantinya juga akan berubah dengan menyertai logo transjakarta. Kernet yang biasanya ada di dalam bus juga tidak ada sebab tidak akan ada penagihan ongkos di dalam bus.
"Bayarnya sudah sekalian yang pakai e-ticket. Malah kalau begitu lebih enak karena orang jadi bisa naik bus apa saja," ujar Kosasih. (Kompas.com/Jessi Carina)