Dua Sopir Tak Layak Dilarang Beroperasi Saat Mudik
Dari 10 pengemudi bus yang telah diperiksa pada Kamis (8/7/2015), ada terdapat dua pengemudi yang tidak diperbolehkan bekerja
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, membuka posko kesehatan sejak Senin (6/7/2015) kemarin. Posko kesehatan itu ditujukan bagi para pengemudi bus yang akan beroperasi guna menjamin keamanan dan kenyamanan penumpang yang hendak mudik Lebaran.
Hasilnya, dari 10 pengemudi bus yang telah diperiksa pada Kamis (8/7/2015), ada terdapat dua pengemudi yang tidak diperbolehkan bekerja. Mereka adalah Zaenal (49), pengemudi bus PO Limas dan Haryanto (58), pengemudi bus PO Agra Mas. Keduanya tidak diperbolehkan beroperasi karena tensi dan gula darahnya tinggi.
"Mereka sudah kami periksa dan ternyata kesehatannya tidak memenuhi syarat. Kami sudah laporkan hasilnya ke petugas Dinas Perhubungan agar ditindaklanjuti ke PO busnya," kata Eva, petugas kesehatan Puskesmas Kecamatan Ciracas, yang berjaga dI Posko Kesehatan, Kamis (9/7/2015).
Eva menjelaskan, jika para pengemudi bus itu nekat beroperasi, maka keselamatan para penumpang bisa menjadi taruhannya. Hal ini karena efeknya bisa membuat sang sopir bus terkena serangan jantung.
"Untuk itu dianjurkan bagi pihak PO bus yang menaungi para pengemudi tersebut, mengganti pengemudi bus yang tidak boleh beroperasi dengan sopir cadangan," kata Eva.
Adapun proses pemeriksaan kesehatan bagi sopir bus berlangsung pada pukul 08.00-13.00 WIB yang ditangani lima orang petugas.
Nantinya sopir bus yang hendak diperiksa kesehatannya meliputi tes urine, pengukuran tensi, penimbangan berat badan, pemeriksaan gula darah, dan respirasi alkohol.
"Hingga saat ini kami belum menemukan adanya pengemudi bus yang kedapatan mengonsumsi alkohol maupun positif menggunakan narkoba," ungkap Eva.
Posko kesehatan akan terus dibuka hingga usai Lebaran tepatnya pada 21 Juli nanti. Diharapkan dengan keberadaan posko itu, para pemudik bisa pulang ke kampung halamannya dengan tenang.