Tukang Ojek Korban Salah Tangkap Terjangkit Penyakit Borok di Lapas Cipinang
Semestinya, korban salah tangkap polisi itu bisa keluar tadi, tapi ada dokumen yang tak bisa diselesaikan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dedi (34), pengojek, yang merupakan korban salah tangkap polisi bakal menghirup udara bebas pada Kamis (30/7/2015).
Istrinya, Nurohmah (24), seharian, Rabu (29/7/2015), sibuk mengurus perizinan pengeluaran Dedi dari Lembaga Pemasyarakatan Cipinang.
Semestinya, korban salah tangkap polisi itu bisa keluar tadi, tapi ada dokumen yang tak bisa diselesaikan, sehingga tertunda dan Dedi baru bisa keluar, esok.
Dedi diringkus polisi karena diduga terlibat dalam kasus pengeroyokan sampai menyebabkan seorang sopir mikrolet tewas di PGC Cililitan, 18 September 2015.
Polisi dari Polres Jakarta Timur meringkus Dedi pada 25 September 2015.
Setelah itu, Dedi menjalani penahanan, padahal mati-matian dia mengaku tak ikut melakukan pengeroyokan.
Berbagai bukti menunjukkan, Dedi tak ikut mengeroyok, tapi penyidik tetap ngotot menaikkan kasus itu ke pengadilan.
Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur memutus Dedi bersalah dan divonis 2 tahun, namun saat pengacara melakukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, hakim membatalkan putusan hakim Pengadilan Negeri dan membebaskan Dedi.
"Saya baru tahu 2 hari lalu bahwa. Suami saya bebas. Pengacaranya dari LBH Jakarta yang memberi tahun saya. Saya amat bersyukur," kata Nurohmah ditemui di rumahnya Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (29/7/2015).
Nurohmah mengaku, kondisi Dedi kurang baik ketimbang sebelum masuk di Lapas Cipinang.
Dedi, kata Nurohmah, kini mengidap penyakit kulit semacam borokan di sekujur tubuhnya. "Ada di tangan, kaki, leher, yah sekujur tubuh. Merah-merah begitu dan luka," ucap Nurohmah.
Menurut Nurohmah, lantaran kekurangan air, teman-teman satu sel Dedi, termasuk Dedi kerap mandi dengan memakai air bekas makanan, makanya badan mereka jadi kena sakit kulit.
"Itu dia sakit kulit sejak masuk tahanan Cipinang. Makanya, saya selalu bawakan salep seminggu sekali," ucap Nurohmah, tapi penyakit kulitnya tak pernah sembuh.
Belum lagi, berat badan Dedi merosot drastis.
Makanya, saat Dedi bebas nanti, Nurohmah akan membantu Dedi mengobati penyakit kulitnya dulu. "Dia akan santai-santai dulu di rumah," ucap Nurohmah.
Sementara itu, Humas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM, Akbar Hadi, mengakui buruknya sanitasi di Lapas Cipinang dan berbagai rumah tahanan lain di Jakarta.
"Ini kan sedang musim kemarau, air kerap mati juga. Belum lagi kalau tahanannya malas mandi dan tak mau berobat," kata Hadi ketika dihubungi Wartakotalive.com, malam ini.
Menurut Hadi, penyebab utama dari semua hal itu adalah over kapasitasnya seluruh rumah tahanan di Indonesia, termasuk Lapas Cipinang. (Theo Yonathan Simon Laturiuw)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.