Tanpa Insfrastruktur Memadai, Pengiriman Sapi dari NTT Tidak Realistis
Pengiriman sapi dari Nusa Tenggara Timur dinilai tidak akan banyak mempengaruhi melambung tingginya harga daging sapi
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengiriman sapi dari Nusa Tenggara Timur dinilai tidak akan banyak mempengaruhi melambung tingginya harga daging sapi.
Menurut Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Nawir Messi, pengiriman sapi dari wilayah NTB, NTT atau Bali akan memakan biaya pengiriman yang mahal.
"Kalau pun dari NTB dan NTT biaya relatif mahal. Tidak ada kapal khusus yang bisa angkut sapi yang bisa diterima pelabukan Tanjung Priok. Begitu barang-barang NTB, NTT, Bali masuk ke wilayah Jakarta itu melalui biaya transport yang mahal," ujar Nawir di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (22/8/2015).
Nawir mengatakan, kerugian lain adalah sapi-sapi yang dikirim dari Indonesia bagian timur akan mengalami stres karena terombang-ambing dalam waktu yang lama, sehingga mempengaruhi kualitas sapi yang akan dipotong.
"Sapinya stres dan penurunan berat badan sampei 40 sampai 50 kilogram yang kemudian penurunan itu diterjemahkan ke dalam tambahan biaya yang sangat tinggi. Secara rasional enggak bisa diterima sebagai harga yang wajar di wilayah Jakarta," ucap Nawir.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman pekan lalu menyampaikan pihaknya mengambil kebijakan untuk mengirimkan ternak sapi dari NTT ke jakarta guna mengatasi persoalan kelangkaan dan kenaikan harga daging sapi.
"Akan ada enam kapal yang disiapkan untuk mengangkut sapi potong dari NTT ke Jakarta," ucap Amran.