Penumpang Wanita Commuterline Waspada Ulah Pria Iseng di Gerbong Kereta
Beragam bentuk kelakuan penumpang iseng di dalam Commuterline sampai pada tahap melecehkan penumpang lainnya. Tetap waspada.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Soewidia Henaldi
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR TENGAH - Pengalaman tidak menyenangkan pernah dialami Rina (35), seorang penumpang KRL Commuterline.
Rina hanya bisa menangis saat baru tiba di Stasiun Bogor, Jawa Barat.
Karyawati sebuah bank nasional itu terperanjat setelah rekan perempuannya memberitahu ada cairan kental mirip muntah menempel di belakang roknya.
Wanita yang sudah berkeluarga itu hapal cairan tersebut bukan bekas muntah, tapi sperma laki-laki yang dapat dipastikan penumpang KRL Commuterline.
Penumpang KRL Commuterline berjubel di peron 5 dan 6 tujuan Serpong di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (16/6/2015). Perjalanan kereta sempat terhambat karena KRL Commuter Line KA 1944 Tanah Abang- Parungpanjang anjlok pada pukul 11.03 WIB di kawasan Bintaro. (Warta Kota/Alex Suban)
"Kejadiannya beberapa bulan lalu, saya langsung menangis dan menelepon suami saya. Saya tahu itu bukan muntah atau ingus, tapi sperma," cerita Rina kepada TribunnewsBogor.com beberapa waktu lalu.
Sebagai penumpang KRL Commuterline, Rina dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Tindakan penumpang pria kelewatan iseng seringkali dialami wanita yang berada di gerbong KRL Commuterline yang bercampur dengan penumpang pria lainnya.
Penumpang berjubel di dalam gerbong campuran tujuan Stasiun Bogor saat melintas Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat. (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)
Bentuk pelecehan terhadap penumpang wanita, kata Rina, bermacam-macam, mulai dari memegang bokong wanita sampai mendekatkan alat kelamin mereka.
Lebih sering penumpang pria tak beradab itu menggunakan kesempatan tersebut ketika penumpang berdesakan di dalam gerbong KRL Commuterline.
"Memang ada gerbong khusus wanita, tapi apa itu memadai? Dalam satu rangkaian hanya dua gerbong, depan dan belakang, selebihnya gerbong campuran," kata dia.
Berada di gerbong campuran bersama penumpang laki-laki menjadi pilihan terakhir di waktu jam padat pulang kerja, ada gangguan kereta atau jadwal terlambat.