Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

'Astaghfirullah, Saya Tak Bisa Apa-apa, Lemas, Lihat Korban Bergelimpangan'

TKP pukul 09.30 atau satu jam setelah kejadian, namun proses para evakuasi korban masih masih berlangsung.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in 'Astaghfirullah, Saya Tak Bisa Apa-apa, Lemas, Lihat Korban Bergelimpangan'
Warta Kota/henry lopulalan
Petugas mengevakuasi metromini yang tertabrak rangkaian KRL di perlintasan Stasiun Angke, Jakarta Barat, Minggu (6/12/2015). Bus Metromini B80 jurusan Kalideres Jembatan Lima menerobos masuk lintasan kereta api akibatnya bus terseret sekitar 200 meter, menyebabkan 18 orang tewas dan 6 orang terluka. Warta Kota/henry lopulalan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tempat kejadian perkara (TKP) Bus Metromini maut dihajar KRL Commuter Line beberapa saat setelah peristiwa itu terjadi sangat mengerikan.

Warta Kota menyambangi TKP pukul 09.30 atau satu jam setelah kejadian, namun proses para evakuasi korban masih masih berlangsung.

Evakuasi dilakukan pihak Sudin Penanggulangan Kebakarandan Penyelamatan Jakarta Barat, kepolisian dibantu Tagana serta warga yang tinggal di sekitar perlintasan.

Suasana di lokasi layaknya area peperangan. Sejumlah korban terlihat bergelimpangan di sisi rel dan saluran air dekat pintu perlintasan.

Tidak hanya ditemukan dalam keadaan utuh, sejumlah organ tubuh korban pun terlihat berceceran di rel dan sisi jalan, berbaur dengan sejumlah barang milik korban. Di antaranya bra, kaus, ponsel hingga perhiasan.

Di lokasi yang sama, puing sisa tabrakan pun masih terlihat segar. Di antara ceceran darah para korban, sejumlah bagian Metromini seperti knalpot, ban hingga pecahan bodi, atap, dan kaca tercecer menghiasi seluruh sisi rel mulai dari pintu perlintasan Angke hingga ujung Stasiun Angke.

Bukan hanya Metromini yang terbelah dua, sejumlah plang rambu perlintasan KA hingga plang milik Dinas Perhubungan DKI Jakarta juga roboh.

BERITA TERKAIT

Memantau jalannya proses evakuasi korban yang seluruhnya diketahui merupakan penumpang Metromini, usai dipotret oleh anggota kepolisian, satu per satu jenazah diangkat oleh petugas Satpol PP dan Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat ke truk milik Satpol PP Jakarta Barat yang telah disiagakan.

Sebanyak 12 jenazah yang terdiri atas sembilan pria dan tiga perempuan dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Salemba, Menteng, Jakarta Pusat untuk menjalani visum. Sementara, proses evakuasi jenazah lainnya pun terus dilakukan petugas.

Walau proses evakuasi diketahui sudah dimulai sejak lima menit pascakejadian, petugas masih terlihat kesulitan mengeluarkan sejumlah jenazah korban yang terhimpit badan Metromini yang terjepit peron Stasiun Angke.

Petugas Penanggulangan Kebakaran harus menggunakan sejumlah peralatan berat, seperti gerinda hingga crane portabel untuk memotong sekaligus mengungkit bangkai bus yang menutupi kedua jalur rel perlintasan KA.

Tidak hanya karena kondisi bangkai Metromini yang remuk, sulitnya proses evakuasi jenazah pun karena posisi bus yang masih tersangkut kereta. Namun, tiga jam kemudian atau tepatnya pukul 12.30, bangkai Metromini berhasil ditarik dari perlintasan, seluruh jenazah pun berhasil dievakuasi.

Tiba-tiba nekat

Penjaga Pintu Perlintasan KA Angke, Endang Supriyadi (48), saksi mata kejadian menuturkan jika kecelakaan bermula saat KRL Commuter Line bernomor KA 1528 dari dari arah Stasiun Jatinegara menuju Stasiun Angke hendak melintas pukul 08.40.

Sesuai prosedur, sinyal yang berasal dari rangkaian dalam jarak sekitar 700 meter pun segera ditanggapi sistem pintu perlintasan dengan penutupan palang pintu perlintasan secara otomatis. Hanya berselang lima detik, palang pintu perlintasan sudah tertutup sempurna.

Dirinya yang mengaku tak memiliki firasat akan terjadi kecelakaan itu keluar dari pos penjagaan untuk memantau kondisi lalu lintas di Jalan Tubagus Angke. Dilihatnya sebuah Metromini B-80 jurusan Kalideres-Jembatan Lima terlihat berhenti persis di balik palang pintu perlintasan KA.

Metromini naas bernomor polisi B 7760 FD itu pun terlihat masih berhenti dan menaik-turunkan penumpang. Seorang penumpang laki-laki sempat terlihat turun dari bus untuk membeli gorengan dari pedagang yang berada persis di sisi pintu perlintasan.

Namun, tak disangka, berselang beberapa detik sebelum Commuter Line meluncur, sopir Metromini terlihat maju dan mulai mencari celah menerobos perlintasan. Mengetahui hal tersebut, dirinya panik lalu meniup peluit sekencang-kencangnya untuk memperingatkan sang sopir mundur.

Upaya yang dilakukan Endang sia-sia, lambaian tangannya disertai suara nyaring peluit berakhir dengan dentuman keras saat KRL tepat menabrak sisi kanan Metromini. Pecahan kaca serta bagian Metromini pun berhamburan, sejumlah korban terhempas ke sisi rel, jalan, saluran air beriringan dengan teriakan istigfar para pengguna jalan serta warga yang berada di lokasi kejadian.

"Astagfirullah, semuanya teriak. Kejadiannya cepet sekali, bang kereta langsung tabrak Metromini dan terseret hingga peron Stasiun Angke. Saya nggak bisa apa-apa, lemas pas lihat korban bergelimpangan. Apalagi ada cewek juga tewas," ungkapnya. (dwi/m2/m3/suf/ote)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas