Pasca 'Pemerkosaan', Cewek-cewek Joki 3 in 1 Kini Trauma
Para joki ABG mengaku akan memilih-milih pelanggan yang akan memakai jasa mereka
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pasca adanya laporan seorang joki 3-in-1 yang mengaku diperkosa dua lelaki berkulit gelap, sejumlah joki perempuan berumur belasan tahun yang mangkal di Jalan Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tak jauh dari Bundaran Senayan, menjadi trauma.
Joki ABG ini khawatir kalau-kalau mengalami kejadian serupa. Karena itu, para joki ABG mengaku akan memilih-milih pelanggan yang akan memakai jasa mereka. Bila penampilannya mencurigakan, joki akan menolak masuk ke dalam mobil pelanggan.
"Saya, sih, nggak tahu kalau kejadiannya bener atau nggak. Tapi jadi ketakutan juga, sih. Sebelum naik mobil, lihat-lihat dulu orangnya," ujar Erna (16), seorang joki 3-in-1, ditemui saat sedang mencari pelanggan di Jalan Senopati, Kebayoran Baru, Selasa (22/12).
Sudah setahun belakangan Erna menjadi joki 3-in-1. Dia memasang tarif Rp 20.000 untuk sekali jalan. "Kalau yang baik bisa ngasih Rp 30.000 atau Rp 50.000," katanya. Dalam sehari dia mengaku paling sedikit bisa bawa pulang uang Rp 100.000.
Erna tidak kenal dengan gadis ABG yang mengaku diperkosa dua pria berkulit gelap dan melapor kepada polisi. Namun, ia mengamini bahwa joki 3-in-1, khususnya gadis-gadis berusia muda, kerap digoda oleh para pemakai jasanya. Bahkan, tak jarang pelanggan meminta joki ABG menemani berkaraoke ria atau sekadar mengajak makan bareng.
"Sering juga ada yang minta nomor telepon, tapi saya nggak kasih. Ngakunya nggak punya handphone. Soalnya takut nanti malah diculik," kata cewek warga Cipulir, Kebayoran Lama, itu.
Diakui Erna, sudah lama beredar informasi bahwa banyak joki ABG nakal yang memang bertujuan melacurkan diri. Namun dia mengaku tidak kenal dengan gadis-gadis nakal itu.
"Biasanya kalau yang nakal-nakal itu pakaiannya seksi-seksi, ketat gitu. Terus dandanannya menor," kata gadis yang masih duduk di bangku SMK itu.
Setahu Erna, gadis-gadis penjaja layanan plus plus itu sudah beredar sejak lama. Tarifnya berkisar mulai Rp 300.000-Rp 1 juta. Oleh sebab itu, dia tidak heran bila banyak pria hidung belang yang memang sengaja mencari gadis-gadis nakal itu. "Saya sendiri sering digodain. Mungkin dipikirnya saya jablay," katanya.
Nur (18), joki 3-in-1 lainnya, juga menjadi takut. Apalagi, beberapa kali dia juga pernah mendapat pelanggan warga asing. Namun, bukan pria berkulit gelap seperti yang dilaporkan cewek yang mengaku diperkosa itu.
"Orang bule juga nakal-nakal. Matanya suka kemana-mana. Untungnya saya nggak pernah sampai diapa-apain," kata Nur, warga Mampang Prapatan.
Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, kini Nur jadi berhati-hati. Dia hanya menerima tawaran dari pelanggan perempuan. Atau setidak-tidaknya ada perempuan di dalam mobil yang akan ia naiki.
"Kan sering suami-istri, atau orang kantoran laki-laki sama cewek. Saya pilih yang begitu aja. Bisa juga ngajak temen ibu-ibu yang sama-sama cari pelanggan di pinggir jalan, supaya aman kalau ada apa-apa," kata Nur.
Sama seperti Erna, Nur mengaku sudah setahun belakangan menjadi joki 3-in-1. Dia merasa betah karena uang yang didapat cukup menggiurkan. Dalam sehari dia bisa membawa pulang uang antara Rp 80.000 hingga Rp 150.000.
"Lumayanlah buat ditabung," kata cewek yang tak punya pekerjaan lain itu.
Nur juga tidak takut menghadapi razia polisi karena merasa sudah terbiasa. Bila ada razia, dia akan minggir dulu. Atau bila tertangkap, biasanya dia mengaku sedang menunggu saudara.
"Pernah sekali kena razia, tapi setelah didata dilepasin lagi. Yang penting punya KTP. Kalau nggak punya baru ditangkap," ucapnya. (Gopis Simatupang)