Jargon 'Kami Tidak Takut' Ditujukan untuk Dua Sosok Ini
Hanya beberapa saat setelah ledakan bom terjadi di M.H Thamrin, warga Jakarta menunjukkan solidaritas dengan menyebarkan slogan "Kami Tidak Takut."
Editor: Rendy Sadikin
Dengan polos, Jamal dan istrinya, Heni, mengaku sebenarnya takut dengan teror itu.
Namun apa daya, dagangan untuk penyambung hidup itu yang akhirnya membuat mereka bertahan dan tidak takut.
"Kami pas dengar suara yang kedua dan lihat orang-orang lari, awalnya sempat mau ikut lari juga. Cuma setelah ingat dagangan, kami enggak jadi ikutan lari," ujar Heni, yang mengaku sudah berjualan di kawasan Sabang sejak 1974.
Sejak terkenal omzet penjualannya meningkat.
Biasanya, pria asal Cirebon tersebut mengaku biasanya ozmet dagangannya antara Rp 300.000-Rp 400.000 per hari.
Namun, kini omzetnya melonjak sampai Rp 700.000.
Tidak hanya itu, Jamal kini sudah terkenal.
Betapa kagetnya dia ketika para pelanggannya mengajak foto bersama dan memberitahu bahwa dia muncul di televisi.
"Kaget saya tiba-tiba banyak yang beli minta foto bareng, terus katanya saya terkenal masuk TV. Awalnya saya enggak percaya dan takut dibohongin. Pas saya lihat sendiri di TV beneran ada, baru saya percaya," katanya sambil tertawa.
Aksi heroik driver Go-Jek
Satu lagi sosok yang jadi maskot jargon "Kami Tidak Takut" adalah Muhammad Yunus, si pengemudi Go-Jek.
Yunus mengatakan dia sama sekali tidak berpikir panjang ketika menolong Anggun Kartika yang berada dekat sekali dengan lokasi ledakan.
Yunus menuturkan, dia refleks berlari ke arah pospol tersebut.