Hadirnya Kunjungan Wisman Asal Tiongkok ke 5 Kota di Indonesia Karena Ada Promosi Cerdik
Ada poin yang menarik dari talk show Menpar Arief Yahya di salah satu station televisi nasional di Epicentrum, Kuningan, Jakpus
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada poin yang menarik dari talk show Menpar Arief Yahya di salah satu station televisi nasional di Epicentrum, Kuningan, Jakpus.
Hadirnya kunjungan wisman asal Tiongkok ke 5 kota di Indonesia dalam kurun periode Imlek ke 2567 kali ini adalah yang terbesar sepanjang sejarah. Lalu apa resepnya? Kok bisa?
Menpar Arief Yahya menjawab enteng, karena ada promosi yang cerdik ke Negeri Kungfu Panda itu.
"Tetapi yang istimewa adalah, Endrosernya Pak Presiden Jokowi sendiri. Ini adalah dampak pertemuan bilateral beliau dengan Presiden Xi Jinping, di sela-sela KTT G-20 tanggal 17 November 2015 lalu," aku Mantan Dirut PT Telkom Indonesia ini.
Apa hubungannya?
"Saat itu Presiden Jokowi sudah menyampaikan permintaan kepada Presiden Jinping agar wisatawan dari Tiongkok lebih banyak lagi yang ke Indonesia. Bahkan sudah menyebut angka 10 juta sampai tahun 2019. Itu berarti sudah 50% dari target nasional 20 juta," jelas Arief Yahya.
Target 20 juta total itu, memang bukan target sembarangan. Proyeksi yang luar biasa tidak mungkin bisa diraih dengan cara-cara yang biasa.
Karena itu, yang sedang dikerjakan secara serius oleh menteri yang lahir di Banyuwangi ini benar-benar di luar cara-cara yang biasa.
Karena itu wajar, jika Februari 2016 ini Bali didarati 200 charter flight dari Tiongkok, berikut dengan Jakarta, Batam, Manado dan Singkawang.
"Selain juga promosi yang efektif melalui semua saluran media di Tiongkok, dari CCTV, Xinhua, Baidu, CNS, dan lainnya," ungkapnya.
Sejak 2015, Wonderful Indonesia ditancapkan dalam promosi pariwisata ke banyak kota di sana. Dari Beijing, Kunming, Shanghai, Chengdo, Xiamen, dan lainnya.
Dari 65 charter flight yang terbang dengan pesawat Garuda, itu berasal dari 11 provinsi, yakni Xinjiang, Helongjian, Hubei, Shanghai, Henan, Hunan, Liaoning, Beijing, Shenzen, Guangzhou, Hongzhou, Wuhan, Chengdu, Chongqing.
"Itu baru yang dihandle Garuda, masih ada yang pesawat China dan masih ada yang regular flight," jelasnya.
Kemenpar juga mengikuti sales mission di berbagai Travel Mart di China, termasuk bursa pasar pariwisata terbesar di sana, Internationnal China Travel Mart (ICTM) Kunming. Kami juga mendatangkan pelaku industry pariwisata bertemu seller v buyer di sana.
Bahkan, untuk mendapatkan pasar China, Kemenpar sampai mencegat di Hongkong dan Singapore.
“Istilahnya menjaring Ikan di Kolam yang banyak ikannya," akunya.
Pertemuan antar dua presiden itu, langsung dilanjutkan dengan pertemuan Menpar RI Arief Yahya dengan Chairman CNTA –China National Tourism Administration atau Menpar RRT, Mr Li Jinzao.
Bahkan sudah tiga kali bertemu untuk menjalin kemitraan dalam pariwisata.
"Bahasannya lebih serius, lebih teknis dan komitmen-komitmen," jelasnya.