Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Tahan Dengan Ahok, Penghuni Kalijodo 'Lempar Handuk'

Sebagian PSK telah hengkang sejak awal pekan ini, demikian pula dengan kedai-kedai dan bar serta kamar bordil sebagian ditutup

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Tak Tahan Dengan Ahok, Penghuni Kalijodo 'Lempar Handuk'
Wartakota/Angga Bagya Nugraha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Rencana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam menggusur Kawasan Kalijodo, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, membuat para pemilik kafe atau tempat hiburan mengeluh.

Tak Tahan dengan tekanan yang terus datang tersebut, para pengusaha dan pekerja seks komersial (PSK) pun 'lempar handuk' alias menyerah.

Sebagian PSK telah hengkang sejak awal pekan ini, demikian pula dengan kedai-kedai dan bar serta kamar bordil yang sebagian besarnya telah ditutup.

Pemerintah yang mau membongkar tempat usaha mereka menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH), diakui bisnis dengan modal miliaran rupiah terancam lenyap begitu saja.

Suryana, seorang pengusaha Kafe di Kalijodo dan warga asal Cianjur, Jawa Barat tersebut menerangkan memiliki tiga kafe di Jalan Kepanduan II RW 05.

"Punya tiga kafe, dengan kafe pertama berdiri tiga tahun lalu. Dua di antaranya bernama Kafe Stand 5758 dan Surya Enjoy. Satu kafe lainnya baru selesai di bangun dua minggu lalu. Tiga kafe yang menjadi aset saya itu, diperkirakan mencapai Rp 4 miliar sampai Rp 5 miliar nilainya. Saya rugi banyak tau enggak kalau diratain dengan tanah sama pemerintah," katanya, Rabu (17/02/2016).

Ketiga kafe atau tempat hiburan yang dimilikinya, diakui Suryana dapat meraup pendapatan kotor Rp 1 hingga Rp 3 juta per-malamnya. Itu artinya, apabila satu kafenya per-malam menghasilkan Rp 2 juta, satu bulan dirinya memperoleh Rp 60 juta.

BERITA TERKAIT

"Itu kalau sedang ramai-ramainya. Tapi belum termasuk bayar listrik, air, pegawai. Total penghasilan kotor sebulan untuk tiga kafe ya bisa sampai Rp 180 juta per bulan," katanya.

Dikatakan Suryana, dirinya mempekerjakan pegawai sebanyak 15 orang, dengan 18-20 wanita penghibur. Ia mengaku tak tahu bagaimana nasib para pekerjanya jika jadi ditertibkan.

"Saya jujur pusing dengan kondisi seperti ini. Saya harap pemerintah adakan ganti rugi. Lebih berharapnya kalau bisa gak usah ada penertiban lah. Tolong. Bisa miskin mendadak saya," katanya. (Panji Baskhara Ramadhan)

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas