Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rumah Bordil Ditutup, 'Kalau Rezekinya Sampai di Sini Mau Bilang Apa'

Ia bertemu suaminya pun di situ. Menikah, memiliki empat anak, dan mengelola rumah bordil berisi 25 kamar di Kalijodo.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Rumah Bordil Ditutup, 'Kalau Rezekinya Sampai di Sini Mau Bilang Apa'
Youtube
Kafe Kalijodo 

Di depan Wisma Adem, tempat hiburan malam lain di Kalijodo, juga terlihat kesibukan sejumlah pria mengangkut kasur-kasur busa ke dalam truk.

Seorang pria asal Jawa Timur yang mengaku sebagai pemilik wisma tersebut menolak menjawab ke mana barang-barang itu dibawa.

Seperti halnya "anak-anak" Nanik, "anak-anak" Wisma Adem juga sudah pulang satu demi satu sejak hampir sepekan ini, sejak kabar penggusuran Kalijodo beredar.

"Pesta terakhir di Kalijodo itu, ya, Sabtu malam Minggu pas Hari Valentine lalu. Setelah itu, hari Seninnya, 'anak-anak' saya dan 'anak-anak' rumah lain sudah mulai pulang satu per satu," kata Suryana (52), pemilik rumah karaoke dan rumah bordil terluas di Kalijodo.

Apa yang disampaikan para pemilik tempat hiburan malam itu sesuai dengan pengamatan Kompas sejak Jumat hingga Sabtu.

Oleh karena itu, aneh saat ada seorang pengacara mengatakan akan ada 1.000 PSK melakukan aksi telanjang melawan pembongkaran bangunan di Kalijodo.

Ketika ditanya soal ucapan pengacara itu, Nanik, Suryana, dan pria yang mengaku pemilik Wisma Adem cuma tertawa.

Berita Rekomendasi

Ketiganya dan beberapa pemilik tempat hiburan malam lain di sana telah merelakan bangunan mereka dibongkar. "Kalau rezekinya cuma sampai sini, mau bilang apa?" ucap Suryana.

Berkemas

Sabtu sore itu, keramaian memang masih terlihat di Kalijodo. Namun, berbeda dari malam Minggu sebelumnya, keramaian itu bukan persiapan pesta.

Hampir seluruh ruas Jalan Kepanduan II di Kalijodo diwarnai hiruk pikuk kegiatan berkemas. Belasan truk dan mobil bak membawa barang-barang keluar dari Kalijodo.

Sementara personel gabungan aparat keamanan yang terbagi dalam kelompok-kelompok kecil masih tampak menyisir Kalijodo.

Mereka adalah sebagian dari sekitar 3.000 personel gabungan TNI-Polri-Satpol PP yang sejak Sabtu pagi menggelar Operasi Pekat (penyakit masyarakat).

Dalam operasi tersebut, ratusan senjata tajam, mulai dari celurit sampai anak panah, diamankan.

Tiga orang ditangkap karena membawa bong (alat isap sabu). Sembilan pemilik tempat hiburan malam dan dua orang lainnya, kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal, juga ditangkap karena memiliki senjata tajam.

Pesta pun telah usai. Kini kawasan Kalijodo seolah tinggal menunggu datangnya alat-alat berat untuk merobohkan seluruh bangunan liar di sana. (WIN/C09)

Sumber: KOMPAS
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas