Kalijodo Dipenuhi Pengumpul Besi Tua Jelang Penggusuran
Sehari menjelang penggusuran, kawasan pemukiman Kalijodo, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara dipenuhi para pengumpul kayu dan besi tua.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sehari menjelang penggusuran, kawasan pemukiman Kalijodo, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara dipenuhi para pengumpul kayu dan besi tua.
Mereka memanfaatkan rumah dan cafe kosong yang sebagian besar sudah ditinggalkan pemiliknya.
Dengan peralatan linggis mereka membongkar kusen rumah.
Sementara menggunakan las mereka mempreteli besi teralis dan pagar rumah. Hingga pukul 20.00 WIB, mobil pikap dan truk berjejer di Jalan Kepanduan 2-jalan utama pemukiman Kalijodo.
Salah seorang pengumpul besi tua, Sarni mengatakan dua hari terakhir memborong besi dan kayu rumah di Kalijodo. Dalam satu hari ia dan lima orang pekerjanya, mampu mempreteli dua rumah.
"Dalam satu hari, dua rumah yang kita bongkar, itu juga bisa sampai malam," ujar Sarni, di depan cafe Ojo Lali, Kalijodo, Minggu (28/2/2016).
Sebelum membongkar rumah, Sarni mengaku terlebih dahulu membuat persetujuan dengan salah seorang koordinator di Kalijodo.
Setelah dicapai kesepakatan, ia bersama pegawainya membongkar rumah tersebut. Untuk rumah yang sedang ia bongkar, yang berada di RT 04 RW 5 Kalijodo.
Menurut Sarni setiap 1 kg besi bekas ia beli dengan harga Rp 1.500.
"Besi kita hargai Rp 1.500 kecuali kalau bentuknya masih utuh seperti pagar, dan pintu dorong," katanya.
Setelah diangkut ke gudang miliknya yang berada di Koja Jakarta Utara, besi tersebut kemudian ditimbang. Besi bekas tersebut kemudian dijual Cilegon, Banten dan ke Bekasi dengan harga Rp 2.300.
"Kebanyakan kita jual ke Cilegon, kecuali yang masih utuh seperti pagar, kita bersihkan lagi dan kita jual, karena yang beli pagar bekas juga masih banyak karena harganya miring," katanya.
Sementara itu Agus, pengumpul kayu dan asbes bekas mengatakan, bukan sekali ini saja mengumpulkan asbes dan kayu bekas dari korban penggusuran.
Sebelumnya ia juga pernah mengumpulkan kayu dari rumah korban gusur Waduk Pluit dan Kampung Pulo.
"Untuk asbes kita jual setengahnya, untuk yang 80 X 210 centimeter kita jual 20 sampai 30 ribu," katanya.
Sementara untuk kusen bekas, menurut Agus tergantung jenis kayu dan ukurannya. Hanya saja biasanya untuk kusen dia jual dari Rp 400 ribu hingga 700 ribuan rupiah.
"Yang masih bagus dan kayunya bagus kita jaua 700 ribu," tuturnya.