Polisi Antinarkoba Itu Berlumur Darah
Saling tembak itu terjadi di Jalan Raya TMII, tepatnya di depan Padepokan Pencak Silat Indonesia, Cipayung, Jakarta Timur.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Kapten Laut Eko Wuryanto terlibat baku tembak dengan empat orang yang awalnya dia kira akan membegal mobilnya, Selasa (2/3) malam.
Saling tembak itu terjadi di Jalan Raya TMII, tepatnya di depan Padepokan Pencak Silat Indonesia, Cipayung, Jakarta Timur.
"Ketika mereka menembak, saya balas menembak. Ketika salah seorang berteriak saya polisi, saya pun balas mengatakan saya juga anggota TNI," ucap Eko, Rabu (3/2/2016).
Baku tembak antara anggota TNI AL dengan empat petugas Polrestro Jakarta Timur dari Satuan Narkoba yang terjadi sekitar pukul 20.30 itu sempat terdengar dalam radius beberapa belas meter.
Suasana sekitar pintu masuk TMII pun mencekam. Seorang anggota polisi tertembak, sementara tiga petugas lainnya berlindung di balik gerobak nasi goreg.
Dalam peristiwa itu, seorang petugas dari Satuan Narkoba Polrestro Jakarta Timur Briptu Seno Aji tersungkur berlumur darah setelah tertembak kaki kanannya.
Korban hingga semalam masih dirawat di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Peristiwa itu dibenarkan Kapolrestro Jakarta Timur Kombes Muhammad Agung.
"Ya benar. Ada peristiwa penembakan," ucap Agung saat dikonfirmasi, Rabu (2/3).
Menurut Agung, peristiwanya bermula saat sejumlah petugas Satuan Narkoba Polrestro Jakarta Timur sedang mengawasi terduga bandar narkoba bernama Ady Ajis.
Saat pengintaian, sambungnya, anggota TNI AL bernama Kapten Laut Eko Wuryanto berada di sekitar Jalan Raya Taman Mini. Sehingga terjadi kesalahpahaman.
Dijelaskan, anggota dari Den Intel Koarmabar tersebut hanya kebetulan saja berada di lokasi kejadian.
"Tidak ada hubungannya dengan kasus narkoba yang sedang diungkap anggota pada saat kejadian," jelas Agung.
Ia mengungkapkan, Eko berada di tempat kejadian karena akan pulang ke rumahnya yang berada tidak jauh dari sekitar lokasi kejadian.
Sebelum sampai di rumah, Eko mampir dulu sejenak di sebuah warung kopi di pinggir jalan.
"Di tengah perjalanan pulang, dia istirahat karena capek sambil membeli rokok. Jadi, kebetulan saja dia berada di lokasi," ungkapnya. (Junianto Hamonangan)