Djarot: Astagfirullah, PDIP Bukan Tipe Partai Pragmatis
Saat ini, Djarot juga menjabat Ketua DPP PDIP Bidang Pengkaderan dan Organisasi.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, enggan menuruti kemauan pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang menamakan dirinya Teman Ahok.
Djarot menjelaskan, dia sudah menjadi kader PDIP sudah cukup lama.
Saat ini, Djarot juga menjabat Ketua DPP PDIP Bidang Pengkaderan dan Organisasi.
Djarot masih percaya bahwa Indonesia membutuhkan partai politik.
"Saya masih percaya betul, bahwa negara yang demokratis membutuhkan partai politik," ujar Djarot di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (7/3/2016).
Oleh karena itu, Djarot enggan bila diminta untuk keluar dari PDIP demi menjadi bakal calon gubernur Basuki atau Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.
Apalagi, PDIP memiliki sejarah yang sangat panjang di Indonesia.
PDIP, kata Djarot, sudah berdiri pada 1926, di mana pada saat itu Indonesia belum merdeka.
PDIP, lanjut dia, memiliki peran yang begitu besar dalam perjalanan karirnya di dunia politik.
Menurut Djarot, PDIP tidak akan ingkar janji seperti yang disebutkan Teman Ahok yang sebelumnya mengatakan PDIP tidak akan mendukung Ahok-Djarot pada Pilkada.
"Astagfirullah. PDIP bukan tipe partai pragmatis, tapi ideologis. Yang cita-citanya bukan hanya kepentingan partai, tapi mensejahterahkan rakyat. Mewujudkan sila ke-5 Pancasila," ucap Djarot.