Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Riwayat Hidup Freedi di Mata Teman

Ratusan pelayat dari keluarga, kerabat dan teman berdatangan silih berganti ke tempat persemayaman, Rumah Duka Abadi

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Riwayat Hidup Freedi di Mata Teman
Tribunnews.com/Abdul Qodir
Freddi Djajadi (39), korban lomba makan ayam KFC. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi masih menyelidiki kasus tewasnya Freedi Djajadi (39) saat mengikuti lomba makan ayam di gerai KFC Semanan, Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (11/3/2016). Sejumlah barang bukti dan keterangan saksi dikumpulkan polisi guna mengungkap penyebab tewasnya ayah satu anak tersebut.

Ratusan pelayat dari keluarga, kerabat dan teman berdatangan silih berganti ke tempat persemayaman, Rumah Duka Abadi, Jalan Raya Daan Mogot, Cengkareng, Jakbar sepanjang Sabtu (12/3/2016).

Selain ingin melihat yang terakhir kali, mereka juga memanjatkan doa untuk mendiang. Tak terkecuali tujuh teman mendiang semasa sekolah di STMK BPK Penabur Tanjung Duren, Jakbar pada 1992-1995.

Septian (39) mengaku terkejut dengan meninggalnya Freedi. Apalagi, dia meninggal setelah tersedak saat mengikuti lomba makan ayam cepat saji.

Sepengetahuannya, Freedi bekerja sebagai programmer di sebuah perusahaan asing. Komunikasi terakhir dengan korban dilakukan melalui grup Whatsapp pada tiga pekan lalu. "Di grup WA, dia nggak pernah cerita mau ikut lomba makan ayam," ujar Septian di Rumah Duka Abadi.

Menurutnya, Freedi tidak pernah bercerita mempunyai kesulitan keuangan sehingga tergiur mengikuti lomba makan ayam berhadiah Rp5 miliar itu. Ia hanya menyayangkan minimnya persiapan atau tidak adanya petugas medis dari penyelenggara lomba tersebut.

Seingat Septian, nafsu makan Freedi terbilang normal semasa sekolah. Hanya saja, Feedi beberapa kali menggunakan inhaler dan diduga karena menderita asma saat Kelas 1 SMK.

BERITA REKOMENDASI

"Jadi, sekitar 20 tahun lalu, waktu awal kami sekolah SMK itu, dia ada seperti penyakit asma. Dia waktu itu suka pakai inhaler. Pas lulus, saya nggak perhatikan dia lagi," ujar Septian.

Sementara itu, teman Freedi lainnya, Nuryadi (40) mengenal mendiang sebagai sosok baik, cerdas, pendiam, pandai membuat sketsa gambar dan terbilang religius. Sejumlah karya lagu rohani dan sketsa gambarnya diunggah dalam akun facebook-nya.

"Di wall ada tulisan puisi dan lagu Rohani. Seperti tulisan, Aku hidup tidak berguna dan segala macam. Aku kaget, kok nih anak begini amat. Tapi, dia memang biasa nulis lagu rohani," ujar Nuryadi.

Nuryadi berharap kasus tewasnya rekannya itu bisa diusut tuntas oleh kepolisian sehingga bisa dimintakan pertanggungjawaban bagi pihak menyebabkan hilangnya nyawa korban ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas